rokok

3 Cara Agar Bungkus Rokok Tidak Menjadi Sampah

Jika kamu memiliki bungkus rokok yang tidak terpakai, apa yang hendak kamu lakukan? Membuangnya? Menjadikan aksesoris? Atau bagaimana?

Beberapa perokok lebih memilih untuk membuangnya karena memang sudah tidak terpakai lagi. Hanya sedikit orang yang memanfaatkannya untuk menjadi aksesoris. Akan tetapi, tidak jarang juga yang menjual ke warung karena ingin dapat uang.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan pada bungkus rokok? Berikut tiga daftarnya yang bisa kamu manfaatkan.

1. Asbak

Ini yang paling sering dimanfaatkan oleh perokok. Ketika mereka gabut atau kebetulan tidak menemukan asbak maka mereka membuat bungkus rokok menjadi asbak.

Caranya pun cukup mudah. Gunakan sebungkus rokok yang tidak terpakai. Kemudian buka penutup bagian atas. Pisahkan plastik yang menyingkap bungkus. Jika perlu, buka lagi bagian depan, bentuk menjadi kotak. Jadilah asbak rokok.

Sebagai perokok, kamu perlu sesekali melakukannya. Sebab, tidak semua tempat menyediakan asbak rokok. Apalagi jika kamu sedang bepergian. Bungkus rokok adalah alternatif yang baik bagi asbak rokok.

2. Anyaman

Kalo yang ini butuh keterampilan cukup baik. Iya, siapa yang menyangka ternyata dari bungkus rokok, kita bisa memanfaatkannya menjadi anyaman tas.

Tentu saja, kamu perlu membutuhkan banyak bungkus. Antara 15-20 bungkus. Jika ingin lebih sederhana, kamu bisa membuatnya lebih mudah. Yaitu, dengan membuat anyaman meja.

Anyaman merupakan penemuan yang luar biasa dari perokok. Sebab, sebelumnya tidak pernah ada yang terpikir bagaimana memanfaatkan bungkus rokok selain asbak.

3. Uang

Ya, percaya atau tidak percaya, kamu bisa mengubah bungkus rokok menjadi uang. Bukan dengan cara menambahkan angka dan rupiah di bungkusnya melainkan menukarkan bungkusnya kepada warung.

Beberapa warung akan membeli bungkus rokok dengan harga cuma-cuma. Lumayan, buat beli rokok meskipun cuma dapat ketengan saja. Akan tetapi, itu lebih baik ada usahanya daripada kamu membuangnya ke tempat sampah.

Itulah ketiga cara memanfaatkan bungkus rokok agar tidak menjadi sampah atau barang yang sia-sia. Apabila kamu punya kreasi yang lebih unik dan menarik, tambahkan di kolom komentar, ya.

3 Alasan Mengapa Warung Membeli Bungkus Rokok Kita

Bungkus rokok kerap kali diremehkan bagi sebagian perokok. Terkadang, mereka meremasnya kemudian membuang ke tempat sampah. Ada pula yang membiarkannya tergeletak di meja dan karena itu membuat sampah yang tidak enak dipandang.

Padahal, jika diamati, masih banyak orang yang butuh bungkus rokok. Entah itu dimanfaatkan sebagai asbak atau digunakan untuk kebutuhan yang lain. Nah, untuk kebutuhan lain, barangkali kamu perlu tahu bahwa beberapa warung sering membeli bungkus rokok yang tidak terpakai.

Apakah alasannya? Roki kasih tahu tiga alasan mengapa warung mau membeli bungkus rokok milik kita. Baca secara hati-hati dan saksama.

1. Bungkus Rokok Ketengan

Bagi para penikmat rokok di tanggal tua sering kali tidak memiliki cukup dana untuk membeli sebungkus rokok. Solusinya adalah mereka membeli secara ketengan atau eceran. Nah, untuk mendapatkannya, kamu perlu pergi ke warung, bukan gerai ritel.

Di sana, warung akan menyediakan aneka ragam rokok ketengan. Pemilik warung akan menempatkan berbagai rokok ketengan di bungkus rokok. Ya, bungkus rokok, bukan kaleng rokok. Kenapa bungkus rokok? Karena mudah didapatkan di mana-mana.

2. Canvasing bagi Sales

Sales rokok sering mengunjungi warung yang menjual rokok. Mereka biasanya menawarkan produk baru. Namun begitu, ada pula yang membeli bungkus rokoknya. Tujuannya adalah sebagai canvasing. Ya, ini sungguh-sungguh menarik terutama bungkus rokok yang besar.

Sales pun bisa mendapatkan harga miring karena membeli langsung di warung tersebut. Lalu, sales bisa juga mendapatkan potongan harga jika membelinya dalam jumlah banyak.

3. Produk Online

Era sekarang menuntut pedagang untuk berinovasi, tak terkecuali pedangang rokok. Salah satu inovasinya adalah menjelajahi dunia online. Sebab, kini mulai banyak transaksi hadir hanya lewat online.

Toh, sejak pandemi, mulai banyak orang mencoba untuk membeli rokok secara online agar menghindari kerumunan. Maka, untuk memamerkan produk, pedagang membutuhkan bungkus rokok. Pedangang pun bisa membelinya dari para perokok yang kebetulan beli di warungnya.

Jadi, inilah tiga alasan mengapa warung membeli bungkus rokok kamu. Ingin mencoba, Teman Roki?

Lebih Enak Pakai Bungkus Rokok Standar atau Beli Kotak Rokok?

Pernahkah kamu perhatikan jika setelah orang membeli rokok, saat duduk, ia mengeluarkan kantong ajaib, eh, kotak ajaib. Kemudian memasukkan seluruh rokoknya ke dalam kotak tersebut. Ya, sering kali itu disebut sebagai kotak rokok. Lalu, mana yang lebih keren? Bungkus rokok biasa atau kotak rokok?

Bungkus Rokok vs Kotak Rokok

Jika boleh beropini secara jujur, sebenarnya tidak ada masalah perokok menggunakan bungkus rokok atau kotak rokok. Toh, ini kembali ke soal kenyamanan. Mau pakai bungkus rokok pada umumnya boleh, mau pake kotak rokok, juga boleh. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai rokok tersebut diambil teman dengan sengaja. 

Nah, ini yang menjadi perbedaan. Acapkali, perokok yang ingin meminta rokok yang terdapat di kotak rokok justru merasa sungkan. Roki tidak tahu apa sebabnya. Roki hanya berandai-andai bahwa rokok yang di kotak rokok pastilah rokok dengan citarasa premium dan harganya pun mahal. Padahal, belum tentu juga. Kadang, rokok dengan harga standar atau bahkan di bawah sepuluh ribu. 

Akan tetapi, jika tetap di bungkus rokok pada umumnya, justru tidak sungkan. Seakan bungkus rokok tersebut dapat berbicara, “Hey, sini, gak pengen coba rokok ini?” Gitu. Maka, perokok yang kehabisan rokok, tidak akan sungkan untuk meminta. 

Jika menurut Roki, inilah yang dinamakan ilusi optik. Seakan-akan mencitrakan bahwa kotak rokok lebih mahal daripada bungkus rokok. Padahal, di beberapa merek, seperti Dji Sam Soe, bungkus rokoknya justru sangat menarik. Malahan, akan sangat sayang bila dipindahkan ke kotak rokok. 

Maka, perbedaan tersebut hanyalah sebuah preferensi saja. Tiap perokok bebas menentukan pilihannya. Selama rokok tersebut didapatkan secara legal. Toh, bagaimanapun tempatnya, rokok bisa dinikmati bersama-sama. Tentu saja, memintanya dengan sopan. Jangan sampai, tiba-tiba minta begitu saja. 

Yang aneh bagi Roki adalah kenapa ada pencurian rokok atau korek, tapi jarang sekali pemberitaan pencurian kotak rokok, ya? Apakah sama sekali tidak berharga? Atau tidak bisa dijual lagi? Ataupun kalaupun diambil malah menjadi sia-sia juga? Tanya kenapa.

Inovasi Pemuda Tana Toraja: Pohon Natal dari Bungkus Rokok

Ketika orang sedang berpikir maka pasti berharap akan ada inspirasi yang datang. Inspirasi bisa datang kapan saja dan di mana saja. Nah, yang satu ini inspirasi hadir saat menjelang Natal. Inspirasi tersebut datang dari bungkus rokok.

Dari bungkus rokok, kita diajarkan bahwa ada kreativitas tanpa batas. Jika kita mengenalnya dengan baik, sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Seperti yang dilakukan kelompok pemuda Batualu Tana Toraja.

Dengan kejeniusan dan kelihaiannya, mereka mampu membuat pohon Natal dari bungkus rokok. Ya, kamu tidak salah baca. Bungkus rokok. Dan bungkus rokok yang dibutuhkan sebanyak 300 buah. Tentu saja bisa kamu bayangkan seberapa tinggi dari pohon Natal tersebut.

Ini jelas pohon Natal antimainstream. Biasanya orang-orang yang merayakan akan membuatnya dari pohon plastik atau bahkan daham asli, tapi ini malah yang tersisa dari para perokok. Menurut saya, inilah kreativitas yang luar biasa.

Saat ini, pohon tersebut bertengger di wilayah Kalimbuang dekat Kantor Lembang Batualu. Salah satu pemuda yang tergabung di kelompok tersebut berupaya mengajak pemuda Toraja untuk berinovasi terhadap perayaan Natal.

Ini yang menarik. Bisa jadi, tahun depan akan ada bungkus rokok yang menjelma menjadi topi sinterklas atau bahkan baju sinterklas itu sendiri. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa orang berhasil memanfaatkannya menjadi sebuah anyaman. Bisa dalam bentuk taplak meja atau tas. Tidak seperti biasanya yang berakhir dengan asbak.

Citra yang dikesankan oleh sebagian orang bahwa bungkus rokok adalah barang yang tidak bernilai sungguh keliru. Sebenarnya akan lebih bernilai ketika bungkusnya tidak diberi gambar menyeramkan seperti tenggorokan yang bolong, bibir pecah, atau paru-paru hitam. Seperti bungkus rokok Manchester.

Bungkus rokok yang seharusnya menjadi inspirasi bagi pemerintah. Melarang orang tidak merokok bukan dengan cara memberi gambar seram melainkan edukasi. Sebab, edukasi tentang ujaran jauh lebih efektif ketimbang dengan provokasi tentang kebencian.

Semoga pemerintah lebih arif dan edukatif lagi dalam mengedukasi perokok melalui bungkus rokok. Bagaimanapun perokok telah memberikan sumbangsih kepada negara, terutama melalui cukai rokok.

Sumber foto: Tribun Timur/Tomi Paseru

Kenapa Bungkus Rokok Manchester Tak Ada Gambar Seram?

Sebagai penggemar Manchester United (MU), tentu saja saya sudah mahfum dengan hinaan atau ejekan bahwa penggemar MU sama saja penggemar setan. Hal ini disebabkan sebutan MU yaitu Red Devils (Setan Merah). Namun, penggemar MU patut berbangga hati. Sebab, ada bungkus rokok Manchester yang malah tidak menampilkan gambar setan atau wajah seram. Kok bisa?

Ini yang menjadi pertanyaan banyak perokok. Mengapa rokok–yang katanya merusak tubuh manusia, justru tidak diberikan peringatan oleh si pabrik? Atau apakah di sana pemerintah mendukung bungkus rokok yang tidak seram? Ini yang menarik.

Saya, sih, menduga bahwa sebenarnya pemerintah di sana sudah menyerahkan sepenuhnya kepada perokok. Bahwa perokok pun tahu bagaimana cara merokok yang santun dan benar. Dan itu bagus karena timbul jalinan kepercayaan antara pemerintah dengan perokok.

Lain ceritanya jika di Indonesia. Seluruh bungkus rokok diberikan gambar, misal, bibir yang rusak, tenggorokan yang bolong, paru-paru yang gosong, dan lain sebagainya. Padahal, itu tak begitu berefek kepada perokok. Sebab, perokok tahu sendiri dengan kondisi tubuhnya.

Ini juga sebenarnya preseden buruk dari pemerintah kepada perokok. Bahwa ada dilema dari pemerintah. Cukai rokok naik yang menyebabkan harga rokok naik, dan diharapkan perokok tetap membeli rokok. Namun, di sisi lain, pemerintah ditekan oleh antirokok untuk memberikan peringatan dengan aneka rupa yang menyeramkan.

Toh, lagi-lagi pernahkah kamu menemukan perokok yang langsung ciut ketika melihat bungkus rokok seram? Tentu saja, jawabannya tidak. Seharusnya, pemerintah lebih kreatif. Misal, menaruh gambar grafik tentang defisit penerimaan negara. Justru itu membuat perokok lebih rajin untuk membeli rokok.

Lha, gimana. Diberikan gambar seram saja masih tetap merokok, apalagi ditempelkan infografik seperti itu. Meskipun sebenarnya, tidak perlu juga, sih. Sebab, ya, cukai rokok sejauh ini memang sangat membantu penerimaan negara.

Jika boleh saran, alangkah lebih baiknya pemerintah tidak perlu memasang gambar-gambar seram. Contohlah bungkus rokok Manchester. Ubahlah kebijakan yang lebih edukatif bukan dengan strategi yang agresif, dan juga kotor.

Cara Memanfaatkan Bungkus Rokok agar Tidak Terbuang Begitu saja

Berapa banyak orang yang membuang bungkus rokok setelah isinya habis? Tentu saja, pasti banyak dan mungkin salah satunya adalah kamu. Padahal, dari bungkus rokok bisa muncul bermacam-macam ide untuk membuat sesuatu yang lebih berguna.

Yang cukup sering dilakukan adalah membuat asbak dari bungkus rokok. Ide ini bisa muncul ketika di hadapanmu tidak ada tempat untuk menaruh abu atau puntung rokok. Membuang seenaknya jelas bukanlah ciri perokok santun.

Maka, ada dua cara yang bisa kamu lakukan adalah membikin asbak. Pertama, kamu bisa merobek bagian tengah, membelahnya jadi dua, dan itu sudah bisa kamu manfaatkan jadi asbak.

Kedua, ambil gerenjeng di dalam bungkus, bagian belakang kamu robek. Nah, setelahnya, bagian atas kamu lipat. Untuk yang sudut lancip bisa kamu buka jadi lebih lebar. Maka, asbak rokok sudah bisa kamu gunakan.

Jika kamu merasa membuat asbak terlalu mudah, kamu bisa mencoba cara yang lebih sulit namun unik. Yaitu membuat taplak meja. Ini ide yang cukup brilian.

Setidaknya kamu butuh lebih dari sepuluh bungkus rokok untuk mewujudkannya menjadi taplak meja ukuran kecil. Kamu bisa membuka bungkus rokok menjadi lebar, lalu untuk menyatukannya, kamu membutuhkan lem. Gunting bila kamu perlu menyesuaikan panjang atau lebar.

Jika kamu telaten, hasil kreasi ini bahkan bisa menjadi alternatif sumber pencaharian. Seperti yang dilakukan oleh Sartika Kreasindo. Mereka mampu menciptakan anyaman dari bungkus rokok. Tentu saja, ini sesuatu yang baik dan membuktikan bahwa apa pun barang, asal diolah dengan benar, bisa menjadi berkah.

Sebenarnya, masih banyak lagi kreativitas yang dapat dihasilkan dari bungkus rokok. Ini yang paling umum yaitu asbak. Jika taplak meja, anyaman bambu, tas, tempat sampah, itu termasuk kreativitas yang butuh ketelitian dan kecermatan tinggi.

Ini Orang yang Hobi Mengoleksi Bungkus Rokok Lawas

Setiap orang pasti memiliki hobi. Ada yang beternak ikan cupang, bermain gitar, atau sepak bola. Namun, ada pula orang yang memiliki hobi tidak biasa. Mengoleksi bungkus rokok lawas. Orang itu adalah Pandu Djajanto.

Ia tak sekadar menjadikan kegiatannya sebagai hobi melainkan sudah dalam tahap koleksi. Maka, tidak heran sebagian orang menyebutnya kolektor.

Berburu bungkus rokok telah ia lakukan semenjak tahun 1988. Kegemarannya itu bahkan masih berlanjut tatkala ia menjabat sebagai Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Perencanaan Strategis. Di sela-sela kesibukannya, ia sempat mampir ke kios-kios kecil untuk mencari bungkus rokok lawas.

Uniknya, ia jarang membuka bungkusnya untuk kemudian merasakan sensasi di tiap batang rokok. Ia hanya membelinya kemudian ditempatkan di semacam etalase.

Pada sebuah wawancara tahun 2013, ia memamerkan lima rak yang berisi 83 bungkus rokok. Tentu saja, merek-merek yang dipajang tidak hanya merek besar seperti Djarum, Sampoerna, atau Gudang Garam melainkan merek-merek yang bahkan kamu sangat sulit menemuinya di warung-warung di kampungmu.

Ketekunan dalam mengumpulkan sebungkus demi sebungkus menuai berkah yang luar biasa. Salah satu koleksinya yang bermerek Retjo Pentung, yang ia beli pada tahun 1990 dengan harga Rp5.800, ditawar oleh kolektor dengan harga fantastis. Kenaikannya mencapai seribu kali lipat.

Akan tetapi, karena kecintaan terhadap bungkus rokok tersebut cukup tinggi maka ia menolak tawaran sang kolektor. Apalagi mengetahui fakta bahwa pabrik rokok yang memproduksi rokok itu telah tutup.

Bungkus Rokok Lawas

Sebenarnya, selain Pandu, saya yakin bahwa ada banyak perokok yang juga mengoleksi bungkus rokok. Minimal koleksi satu merek karena biasanya sebagian besar perokok jarang mengganti merek yang lain—jika tidak ingin mencoba.

Memiliki aneka bungkus rokok adalah hobi unik. Hobi yang jarang digeluti orang pada umumnya. Saya sih pengen tahu apakah ada perokok yang memiliki hobi unik? Misal mengoleksi cukai rokok.

Itu cukup unik. Apalagi dari tahun ke tahun pasti naik. Termasuk tahun 2021 yang dipastikan naik sebesar 12,5 persen.

Inilah Merek yang Memiliki Bungkus Rokok Keren

Membangun brand tidaklah sesederhana yang kamu kira. Sebuah brand akan melekat di benak pengguna apabila ia memiliki kekhasan. Tak terkecuali dalam hal ini adalah merek rokok. Setiap merek rokok berlomba-lomba mengambil hati pengguna dengan berbagai cara. Salah satunya menampilkan bungkus rokok yang unik.

Dari bungkus rokok, produsen menampilkan sesuatu yang menarik. Mulai dari pemilihan logo, font, warna, dan tak lupa gambar yang tertera di depan. Maka, kali ini Roki akan mengulik mana saja merek dengan bungkus rokok yang keren.

 

  1. Forte

Bungkusnya lain daripada yang lain. Bentuk dan diameternya lebih kecil dari biasanya. Yang menarik adalah warnanya. Terkesan unyu karena menggunakan warna pastel. Kalo kata orang-orang, warna yang kekinian.

Gak hanya itu saja. Pemilihan font dan warna dasar berwarna kuning pada tulisan FORTE juga luar biasa bagusnya. Perokok yang menenteng bungkus rokok ini terasa seperti classy dan elegan. Ya, wajar, sih.

 

  1. Kerbau

Dari namanya saja unik. Apalagi citarasa rokok ini, ya, sungguh menarik. Yang menarik adalah penegasan kata di pembuka bungkus rokok Kerbau. Long Size. Seakan ingin memberitahukan kepada perokok, “Rasakan sensasi rokok Kerbau.”

Selain itu, yang unik pula adalah gambar kerbau. Terpampang jelas di bagian depan. Biasanya, bungkus rokok lain memakai metafora atau sekadar nama saja yang ditonjolkan. Namun, Kerbau menawarkan hal yang berbeda. Ini bagus dan mudah diingat oleh perokok.

 

  1. Minak Djinggo Rempah

Warna kuning mendominasi dari Minak Djinggo. Bedanya, rokok ini memiliki label Rempah. Sesuatu yang sangat jarang dimiliki oleh bungkus rokok lain. Tentu saja, ini bekal yang baik bagi Minak Djinggo Rempah. Mudah diingat oleh perokok.

Selain itu, ukuran yang kecil dan mudah masuk di kantong celana. Jadi, menarik untuk dibawa ke mana-mana, bukan?

 

  1. Djarum Super Wave

Merah selalu identik dengan Djarum Super. Tentu saja, warna tersebut melekat di benak pelanggan. Yang berbeda adalah penambahan kata WAVE. Seakan rokok ini memiliki gelombang citarasa yang dahsyat. Namun demikian, kemasan yang elegan disertai garis keemasan membuat siapa saja yang membawanya merasa luar biasa.

Inilah empat merek dengan bungkus rokok keren. Jika ada tambahan, berikan di kolom komentar, ya.

Review Rokok Divo: Tarikan yang Pedas dan Spicy

Kalo kamu penyuka AC Milan, biasanya apa pun yang melekat dalam hidupmu berwarna merah dan hitam. Jika kamu perokok, cobalah rokok yang dari segi bahasa pun agak ke-Italia-italia-an. Divo.

Saat Roki memegang bungkus rokok Divo, warna merah dan hitam sangatlah kental. Namun, di sisi lain, terdapat pemanisnya yaitu warna putih. Warna tersebut melekat pada tulisan Divo.

Di belakang tulisan Divo, terdapat latar berhuruf D. Kemudian di sebelahnya terdapat garis-garis lengkung yang jumlahnya berlapis-lapis.

Kemudian beralih ke sisi kanan. Terdapat tulisan berhuruf kapital, DIVO dan juga informasi mengenai kandungannya. 27 MG Tar dan 1,3 MG Nikotin. Menariknya di bagian atas, terdapat simbol orang membuang sampah—atau bungkus rokok, puntung rokok?

Sedangkan di sebelah kirinya terdapat tulisan SKM dan juga barcode. Tak lupa menyematkan tulisan dilarang menjual rokok kepada anak berusia di bawah 18 tahun.

Kata DIVO tidak hanya terdapa pada sampul depan atau bagian sebelah kanan melainkan juga sisi atas dan bawah. Bedanya, jika sisi atas hanya tulisan DIVO sedangkan sisi bawah ditambahkan dengan pabrik produksi. PT. Stevania Ultra di Kudus.

Saat membuka bungkusnya, secara umum sama seperti rokok dengan jumlah 16. Terbagi menjadi dua bagian. Delapan di depan dan sisanya di belakang.

Ini yang menjadi perhatian Roki. Belum ada inovasi yang cukup lihai dari pabrik rokok lain. Rata-rata mengekor ide dan caranya pada pendahulunya.

Batang rokok ini terbilang elegan. Padat dan justru seperti rokok putihan. Ada garis tipis yang tak begitu tampak kecuali memperhatikannya dengan saksama.

Antara bau cengkeh dan buah nangka cukup menusuk di hidung Roki. Dan tampaknya seperti inilah rokok dengan mazhab Kudus.

Ketika diisap, hmm, tarikannya mirip rokok mild. Ada rasa spicy namun masih aman. Meskipun tergolong bernikotin dan tar cukup tinggi, durasi rmenghabiskan sebatang antara delapan hingga sepuluh menit.

Rokok Divo tergolong SKM Layer 2. Artinya, rokok ini tidak tersedia di berbagai daerah. Tak cukup mudah untuk menemukannya. Ini yang menjadi kendala apabila ada teman Roki yang ingin mencobanya.

Begitulah rokok Divo. Kamu perlu mencobanya, ya.

Dji Sam Soe Premium

Dji Sam Soe Premium

Setiap rokok memiliki penggemarnya. Begitu pula Dji Sam Soe Premium yang menyasar perokok kelas menengah atas. Bisa dibilang demikian, karena selain harga, bungkus rokoknya menggambarkan bahwa inovasi Dji Sam Soe Premium bukanlah main-main.

Dji Sam Soe Premium hadir dengan warna yang berbeda pada bungkus rokoknya. Biasanya dominasi kuning keemasan dengan sedikit strip merah. Namun, kali ini, dominasi warna hitam begitu kentara dengan dibalur emas pada tiap hurufnya.

Saat Roki memegangnya, Roki merasa parlente. Ha ha ha. Entah kenapa Roki merasa begitu. Mungkin karena untuk isi rokok 12 batang, harga segitu terbilang cukup wah. Akan tetapi, jangan salah sangka. Hal itu terbayar ketika Roki membuka bungkusnya.

Sebelum membuka bungkusnya, Roki lamat-lamat mengamati. Membolak-balik dan juga meraba-raba bungkusnya. Di bagian depan, tiap huruf di-emboss (timbul). Kata SUPER PREMIUM ditempatkan paling atas. Berikutnya, bintang sembilan, angka 234, dan kata paling dominan dengan ukuran font paling besar, DJI SAM SOE.

Setelahnya, baru ada tulisan pabrik PT. HM Sampoerna Tbk dan paling bawah nama lama dari Sampoerna yaitu pabrik rokok Liem Seeng Tee. Menariknya, di antara kedua nama pabrik rokok, di tengahnya terdapat aksara Jawa untuk sebelah kiri, dan aksara Arab untuk sebelah kanan.

Di antara kedua aksara tersebut, nama pendiri Liem Seeng Tee dimunculkan dengan inisial LST. Penempatan nama, pemilihan font yang ciamik, menurut Roki.

Di bagian kiri terdapat tulisan SKT, barcode dan rincian 39mg TAR dan 2,3mg Nikotin. Sedangkan bagian atas tampak tulisan DJI SAM SOE, yang di bagian bawah sama juga, tulisan DJI SAM SOE namun dengan ukuran font lebih kecil. Di bawahnya terdapat pabrik produksi dan kode produksi, DSB 12, yang artinya Dji Sam Soe Black dengan isi 12 batang.

Lalu, Roki membuka perlahan bungkus rokok ini. Melepas sampul plastik, lalu membukanya seperti buku. Tampak tulisan sedikit panjang yang intinya Mahakarya Indonesia di sebelah kiri. Di sebelah kanan, muncul beberapa batang rokok.

Roki perlu membukanya sekali lagi. Klap. Tampak disusun rapi. Enam di atas dan enam di bawah. Yang menarik, setiap batang rokok dilapisi foil berwarna emas. Dan di pucuknya, ada lingkaran hitam. Persis seperti apa yang didengungkan orang-orang. Individually Wrapped.

Pas dibuka bungkusnya, tampak batang rokok yang padat. Sungguh berbeda daripada yang regular. Roki puas dengan kemasannya. Mantap. 9.8/10.

Begitu, ya, teman-teman Roki. Pokoknya mantul. Mantap betul.