Review Rokok LA Ice: Sensasi Es yang Mengejutkan!

Saat ini, cuaca memang tidak begitu bagus. Kadang panas, kadang hujan. Kalo panas, ya panas banget. Kalo hujan, ya hujan deras tidak berhenti-henti. Makanya, saya kadang bingung rokok apa yang pantas menemani cuaca seperti ini. Namun, berhubung panas lebih mendominan, saya mencoba rokok LA Ice, rokok kretek filter yang konon serasa es.

Kemasan

Dari segi kemasan, rokok ini benar-benar menonjolkan sensasi es. Hal itu terlihat dari warna biru pada logo LA. Logo tersebut ditambahkan dengan tulisan Ice berwarna silver. Sensasi es kian lekat saat melihat bingkai yang berwarna putih. Maka, lengkap sudah. Begitu pegang bungkus rokoknya, imajinasi saya seperti terbang ke kutub selatan.

Sedangkan untuk bagian belakang, tanpa banyak ornamen, rokok ini hanya menempatkan logo LA Ice. Sekilas mirip dengan logo yang di depan. Namun, ada tambahan tulisan energice. Sekali lagi, sensasi es benar-benar diperlihatkan.

Pada bagian kiri, seperti umumnya bungkus rokok. Ada larangan merokok bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun dan perempuan hamil. Selain itu, terdapat pula angka 16 yang menunjukkan isi batang rokok.

Pada bagian kanan, terdapat cukai rokok. Jelas bahwa ini rokok legal. Tambahan pula, ada informasi mengenai tar dan nikotin. Rokok LA Ice termasuk rokok Low Tar dan Low Nikotin karena jumlah tar hanya 12 MG dan nikotin 0,8 MG. Rokok ini termasuk ke dalam rokok SKM.

Rasa dan Harga

Sebelum memasuki rasa dan harga, Roki pengen kasih tahu tentang batang rokoknya. Menurut Roki, ini termasuk rokok minimalis. Apa yang membuat, kok, Roki bisa bicara begitu? Ya, karena cuma ada logo LA Ice di bagian filternya.

Begitu pula dengan gerenjengnya yang berwarna silver. Duh, benar-benar Roki hampir tertipu. Ini rokok rasa es atau es rasa rokok? He he he

Saat pertama kali menempelkan rokok LA Ice di mulut, rasanya benar-benar es. Saat dibakar kemudian diisap, rasa es juga terjaga. Selain itu, ada sensasi manis dan fruity.

Yang mengherankan, saat isapan kedua sensasi es bisa terdampar di kerongkongan. Wah, luar biasa! Ini melebihi rokok Sampoerna Mild atau Marlboro Ice Blast. Hebat sekali.

Soal harga, tenang saja. Rokok ini cukup terjangkau karena berkisar antara 22-24 ribu. Untuk durasi, ah, ini cocok sekali diisap sembari menunggu angkutan umum tiba.

Jadi, tunggu apalagi! Panas-panas begini memang paling cocok menyebat rokok LA Ice.

Review Rokok Surya Exclusive: Ada Manis, Fruity, dan juga Spicy

Salah satu rokok yang menjadi primadona di kalangan perokok adalah Surya Exclusive. Jika melihat sepintas, Surya Exclusive cukup berbeda dibandingkan dengan Surya Regular. Mulai dari tampilan warna hingga pilihan huruf lebih elegan dan dewasa. Namun, bagaimana dengan kemasan, rasa, hingga harga?

 

Kemasan Surya Exclusive

Secara tampilan warna, Surya Exclusive didominasi dengan warna hitam. Di bagian depan terdapat tulisan Surya dengan cara tegak bersambung. Berbeda dengan tulisan exclusive, tidak bersambung melainkan seperti pada umumnya, tegak saja. Namun, penulisannya menggunakan huruf kapital. Di bawahnya ada logo Gudang Garam dengan tulisan tersebut yang agak samar. Untuk paling bawah terdapat angka 16 yang menandakan isi batang rokok, dan Surya Exclusive termasuk rokok kretek filter. 

Di bagian kanan terdapat cukai rokok. Berarti rokok ini adalah legal dan layak dikonsumsi oleh perokok. Kemudian, sebagaimana mestinya, terdapat larangan merokok bagi ibu hamil maupun anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Selain itu, terdapat informasi mengenai tar dan nikotin. Yaitu, 31 MG untuk tar dan 2,2 MG untuk nikotin. 

Di bagian kiri terdapat gambar orang membuang sampah pada tempatnya. Maksudnya adalah buanglah bungkus rokok, tentu saja setelah dipakai, pada tempatnya. Ada pula barcode dan tiga huruf kecil bertuliskan SKM. Ya, rokok ini tergolong SKM Full Flavor.

Untuk bagian atas dan bawah, agak berbeda. Jika di atas hanya terdapat tulisan Surya, sedangkan di bawah ada tulisan mengenai di mana rokok ini diproduksi. Yaitu, PT. Gudang Garam Tbk. Kediri, Indonesia. 

 

Rasa dan Harga

Jika tadi mengulas kemasan, saatnya memasuki rasa dan harga. Untuk soal rasa, jika sebelum dibakar, ada sensasi fruity dan manis. Sama-sama kuat. Namun, saat dibakar, ada spicy yang lebih lembut dibandingkan dengan Surya 16. Juga, ada rasa berry dan sedikit leci di Surya Exclusive. Cukup menarik. 

Dengan ukuran long-size, rokok ini bisa dihisap hingga tandas dengan memakan waktu antara 15-17 menit. Cukup pas dinikmati dengan segelas kopi. Untuk harga, tentu saja lebih mahal dibandingkan Surya 16. Namun, masih tetap terjangkau sebelum Februari 2021 nanti. Ya, karena cukai rokok naik. Untuk saat ini, kamu cukup merogoh kocek Rp22.500,0.

Menarik, bukan? Selamat mencoba. 

Inovasi Pemuda Tana Toraja: Pohon Natal dari Bungkus Rokok

Ketika orang sedang berpikir maka pasti berharap akan ada inspirasi yang datang. Inspirasi bisa datang kapan saja dan di mana saja. Nah, yang satu ini inspirasi hadir saat menjelang Natal. Inspirasi tersebut datang dari bungkus rokok.

Dari bungkus rokok, kita diajarkan bahwa ada kreativitas tanpa batas. Jika kita mengenalnya dengan baik, sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Seperti yang dilakukan kelompok pemuda Batualu Tana Toraja.

Dengan kejeniusan dan kelihaiannya, mereka mampu membuat pohon Natal dari bungkus rokok. Ya, kamu tidak salah baca. Bungkus rokok. Dan bungkus rokok yang dibutuhkan sebanyak 300 buah. Tentu saja bisa kamu bayangkan seberapa tinggi dari pohon Natal tersebut.

Ini jelas pohon Natal antimainstream. Biasanya orang-orang yang merayakan akan membuatnya dari pohon plastik atau bahkan daham asli, tapi ini malah yang tersisa dari para perokok. Menurut saya, inilah kreativitas yang luar biasa.

Saat ini, pohon tersebut bertengger di wilayah Kalimbuang dekat Kantor Lembang Batualu. Salah satu pemuda yang tergabung di kelompok tersebut berupaya mengajak pemuda Toraja untuk berinovasi terhadap perayaan Natal.

Ini yang menarik. Bisa jadi, tahun depan akan ada bungkus rokok yang menjelma menjadi topi sinterklas atau bahkan baju sinterklas itu sendiri. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa orang berhasil memanfaatkannya menjadi sebuah anyaman. Bisa dalam bentuk taplak meja atau tas. Tidak seperti biasanya yang berakhir dengan asbak.

Citra yang dikesankan oleh sebagian orang bahwa bungkus rokok adalah barang yang tidak bernilai sungguh keliru. Sebenarnya akan lebih bernilai ketika bungkusnya tidak diberi gambar menyeramkan seperti tenggorokan yang bolong, bibir pecah, atau paru-paru hitam. Seperti bungkus rokok Manchester.

Bungkus rokok yang seharusnya menjadi inspirasi bagi pemerintah. Melarang orang tidak merokok bukan dengan cara memberi gambar seram melainkan edukasi. Sebab, edukasi tentang ujaran jauh lebih efektif ketimbang dengan provokasi tentang kebencian.

Semoga pemerintah lebih arif dan edukatif lagi dalam mengedukasi perokok melalui bungkus rokok. Bagaimanapun perokok telah memberikan sumbangsih kepada negara, terutama melalui cukai rokok.

Sumber foto: Tribun Timur/Tomi Paseru

Kenapa Bungkus Rokok Manchester Tak Ada Gambar Seram?

Sebagai penggemar Manchester United (MU), tentu saja saya sudah mahfum dengan hinaan atau ejekan bahwa penggemar MU sama saja penggemar setan. Hal ini disebabkan sebutan MU yaitu Red Devils (Setan Merah). Namun, penggemar MU patut berbangga hati. Sebab, ada bungkus rokok Manchester yang malah tidak menampilkan gambar setan atau wajah seram. Kok bisa?

Ini yang menjadi pertanyaan banyak perokok. Mengapa rokok–yang katanya merusak tubuh manusia, justru tidak diberikan peringatan oleh si pabrik? Atau apakah di sana pemerintah mendukung bungkus rokok yang tidak seram? Ini yang menarik.

Saya, sih, menduga bahwa sebenarnya pemerintah di sana sudah menyerahkan sepenuhnya kepada perokok. Bahwa perokok pun tahu bagaimana cara merokok yang santun dan benar. Dan itu bagus karena timbul jalinan kepercayaan antara pemerintah dengan perokok.

Lain ceritanya jika di Indonesia. Seluruh bungkus rokok diberikan gambar, misal, bibir yang rusak, tenggorokan yang bolong, paru-paru yang gosong, dan lain sebagainya. Padahal, itu tak begitu berefek kepada perokok. Sebab, perokok tahu sendiri dengan kondisi tubuhnya.

Ini juga sebenarnya preseden buruk dari pemerintah kepada perokok. Bahwa ada dilema dari pemerintah. Cukai rokok naik yang menyebabkan harga rokok naik, dan diharapkan perokok tetap membeli rokok. Namun, di sisi lain, pemerintah ditekan oleh antirokok untuk memberikan peringatan dengan aneka rupa yang menyeramkan.

Toh, lagi-lagi pernahkah kamu menemukan perokok yang langsung ciut ketika melihat bungkus rokok seram? Tentu saja, jawabannya tidak. Seharusnya, pemerintah lebih kreatif. Misal, menaruh gambar grafik tentang defisit penerimaan negara. Justru itu membuat perokok lebih rajin untuk membeli rokok.

Lha, gimana. Diberikan gambar seram saja masih tetap merokok, apalagi ditempelkan infografik seperti itu. Meskipun sebenarnya, tidak perlu juga, sih. Sebab, ya, cukai rokok sejauh ini memang sangat membantu penerimaan negara.

Jika boleh saran, alangkah lebih baiknya pemerintah tidak perlu memasang gambar-gambar seram. Contohlah bungkus rokok Manchester. Ubahlah kebijakan yang lebih edukatif bukan dengan strategi yang agresif, dan juga kotor.

Cara Memanfaatkan Bungkus Rokok agar Tidak Terbuang Begitu saja

Berapa banyak orang yang membuang bungkus rokok setelah isinya habis? Tentu saja, pasti banyak dan mungkin salah satunya adalah kamu. Padahal, dari bungkus rokok bisa muncul bermacam-macam ide untuk membuat sesuatu yang lebih berguna.

Yang cukup sering dilakukan adalah membuat asbak dari bungkus rokok. Ide ini bisa muncul ketika di hadapanmu tidak ada tempat untuk menaruh abu atau puntung rokok. Membuang seenaknya jelas bukanlah ciri perokok santun.

Maka, ada dua cara yang bisa kamu lakukan adalah membikin asbak. Pertama, kamu bisa merobek bagian tengah, membelahnya jadi dua, dan itu sudah bisa kamu manfaatkan jadi asbak.

Kedua, ambil gerenjeng di dalam bungkus, bagian belakang kamu robek. Nah, setelahnya, bagian atas kamu lipat. Untuk yang sudut lancip bisa kamu buka jadi lebih lebar. Maka, asbak rokok sudah bisa kamu gunakan.

Jika kamu merasa membuat asbak terlalu mudah, kamu bisa mencoba cara yang lebih sulit namun unik. Yaitu membuat taplak meja. Ini ide yang cukup brilian.

Setidaknya kamu butuh lebih dari sepuluh bungkus rokok untuk mewujudkannya menjadi taplak meja ukuran kecil. Kamu bisa membuka bungkus rokok menjadi lebar, lalu untuk menyatukannya, kamu membutuhkan lem. Gunting bila kamu perlu menyesuaikan panjang atau lebar.

Jika kamu telaten, hasil kreasi ini bahkan bisa menjadi alternatif sumber pencaharian. Seperti yang dilakukan oleh Sartika Kreasindo. Mereka mampu menciptakan anyaman dari bungkus rokok. Tentu saja, ini sesuatu yang baik dan membuktikan bahwa apa pun barang, asal diolah dengan benar, bisa menjadi berkah.

Sebenarnya, masih banyak lagi kreativitas yang dapat dihasilkan dari bungkus rokok. Ini yang paling umum yaitu asbak. Jika taplak meja, anyaman bambu, tas, tempat sampah, itu termasuk kreativitas yang butuh ketelitian dan kecermatan tinggi.

Review Djarum Super NEXT: Spicy dan Kaya Rempah

Tak ada yang lebih indah ketika tiba-tiba Djarum mengeluarkan varian terbaru. Promosi di pinggir jalan memang tidak terlalu kentara seperti biasanya. Akan tetapi, sebaliknya promosi di layar kaca cukup sering diputar.

Kali ini Djarum mengeluarkan Djarum Super NEXT. Apakah ini kelanjutan atau ada sesuatu yang lebih modern dari rokok ini? Mari kita bedah!

Jika kamu melihat pertama kali bungkus rokok Djarum Super NEXT, tidak ada yang terlalu istimewa. Sebab, bagaimanapun identitas rokok Djarum adalah warna merah dan hitam.

Akan tetapi, perbedaannya terletak di bungkus depan. Di situ tercantum dengan ukuran dan jenis huruf yang berbeda bertuliskan NEXT. Di pojok sebelah kiri terdapat penanda jumlah batang yaitu 12. Lalu, di bawah angka tersebut bertuliskan kretek filter.

Di sebelah kanan dan kiri, seperti bungkus rokok pada umumnya. Terdapat informasi mengenai kandungan tar dan nikotin. Untuk NEXT, tar sebesar 31 miligram sedangkan nikotin hanya 1 miligram. Kemudian ada tulisan di mana rokok ini diproduksi. Jelas, tidak lain tidak bukan di Kudus.

Selain itu, terdapat informasi mengenai larangan merokok bagi anak di bawah delapan belas tahun dan ibu hamil. Juga, barcode dan tulisan SKM—sigaret kretek mesin.

Ketika membuka bungkus rokok ini, terlihat di papirnya garis berwarna merah. Ada tulisan Djarum Super dan NEXT. Saat diambil, rokok ini terlihat padat dan besar.

Yang ditunggu adalah bagaimana rasanya. Di iklan, baik di pinggir jalan maupun layar kaca, ada keunggulan utama yakni “with Spicy Aromatic Blend”. Ternyata memang tagline yang dihadirkan sesuai dengan apa yang saya isap.

Tarikannya pedas di awal dan kayak akan rempahnya. Saya rasa rokok ini sedikit keluar dari pakem Kudus-an. Lebih ke arah Jawa Timur-an. Tapi ini sesuai dengan indera yang saya miliki, ya.

Durasi menghabiskan rokok ini sekitar 15 menit. Cukup untuk kamu yang hobi diskusi sembari minun kopi dan makan pisang goreng. NEXT sangat cocok mendampingi aktivitasmu yang demikian.

Kira-kira beginilah review tentang Djarum Super NEXT. Kira-kira apa lagi yang belum dicoba, ya? Tambahkan di kolom komentar, yak.

3 Aktivitas yang Sebaiknya Dilakukan Orang Merokok

Setiap kali saya melihat orang merokok, secara alam bawah sadar, saya menggambarkan bahwa orang tersebut pintar. Kenapa bisa begitu? Karena saya sering melihat poster Pramoedya Ananta Toer, Chairil Anwar, hingga Emha Ainun Nadjib sedang merokok.

Dengan melihat ketiga orang tersebut, saya bisa memastikan bahwa perokok termasuk aktivitas yang luar biasa. Sebab, bisa melahirkan intelektual, pemikir, hingga budayawan. Maka, sebagai perokok, kamu bisa meniru apa yang telah dilakukan ketiganya.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan saat merokok?

1. Membaca Buku

Apakah kamu sering melihat orang dengan pose merokok sambil membaca buku? Kemudian diunggah ke media sosial? Atau ternyata kamu juga melakukannya? Tenang saja. Kamu tidak sendiri. Banyak orang juga melakukan hal serupa.

Merokok sembari membaca buku tidak hanya dianggap sebagai aktivitas keren melainkan juga menambah daya pikir jadi lebih encer.

Tantangannya adalah dalam sebungkus rokok berapa banyak halaman buku yang kamu baca? Semoga langsung tuntas semuanya, ya.

2. Menulis

Setelah membaca, yang paling baik adalah menulis. Apakah menulis sembari merokok adalah aktivitas yang baik? Bagi sebagian penulis, merokok adalah cara terbaik untuk menyusun ide.

Teman saya pernah mengatakan bahwa tanpa rokok, sebuah tulisan tidak akan pernah benar-benar selesai. Dan memang benar. Ia bisa menghabiskan puluhan batang rokok untuk menjadikan dua hingga tiga tulisan.

3. Diskusi

Ini aktivitas paling keren. Kamu tahu, pernah dalam suatu ruangan, seluruh orang yang ada di situ berdialetika sembari memegang rokok di tangan kanan atau kirinya. Ya, untuk mencairkan suasana, meredakan ketegangan, atau bersiap melontarkan ucapan, rokok tak pernah lepas dari tangan mereka.

Bahkan untuk menghasilkan sebuah keputusan, tanda diskusi berakhi adalah mematikan rokok di asbak. Jika dalam sebuah diskusi ada perilaku demikian, bisa dipastikan akan ada sebuah kebijakan.

Itulah tiga hal yang sebaiknya dilakukan oleh orang merokok. Aktivitas yang membuat kamu terlihat semakin keren. Atau kamu punya saran? Boleh banget tambahkan aktivitas yang sekiranya positif, ya.

Ini Orang yang Hobi Mengoleksi Bungkus Rokok Lawas

Setiap orang pasti memiliki hobi. Ada yang beternak ikan cupang, bermain gitar, atau sepak bola. Namun, ada pula orang yang memiliki hobi tidak biasa. Mengoleksi bungkus rokok lawas. Orang itu adalah Pandu Djajanto.

Ia tak sekadar menjadikan kegiatannya sebagai hobi melainkan sudah dalam tahap koleksi. Maka, tidak heran sebagian orang menyebutnya kolektor.

Berburu bungkus rokok telah ia lakukan semenjak tahun 1988. Kegemarannya itu bahkan masih berlanjut tatkala ia menjabat sebagai Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Perencanaan Strategis. Di sela-sela kesibukannya, ia sempat mampir ke kios-kios kecil untuk mencari bungkus rokok lawas.

Uniknya, ia jarang membuka bungkusnya untuk kemudian merasakan sensasi di tiap batang rokok. Ia hanya membelinya kemudian ditempatkan di semacam etalase.

Pada sebuah wawancara tahun 2013, ia memamerkan lima rak yang berisi 83 bungkus rokok. Tentu saja, merek-merek yang dipajang tidak hanya merek besar seperti Djarum, Sampoerna, atau Gudang Garam melainkan merek-merek yang bahkan kamu sangat sulit menemuinya di warung-warung di kampungmu.

Ketekunan dalam mengumpulkan sebungkus demi sebungkus menuai berkah yang luar biasa. Salah satu koleksinya yang bermerek Retjo Pentung, yang ia beli pada tahun 1990 dengan harga Rp5.800, ditawar oleh kolektor dengan harga fantastis. Kenaikannya mencapai seribu kali lipat.

Akan tetapi, karena kecintaan terhadap bungkus rokok tersebut cukup tinggi maka ia menolak tawaran sang kolektor. Apalagi mengetahui fakta bahwa pabrik rokok yang memproduksi rokok itu telah tutup.

Bungkus Rokok Lawas

Sebenarnya, selain Pandu, saya yakin bahwa ada banyak perokok yang juga mengoleksi bungkus rokok. Minimal koleksi satu merek karena biasanya sebagian besar perokok jarang mengganti merek yang lain—jika tidak ingin mencoba.

Memiliki aneka bungkus rokok adalah hobi unik. Hobi yang jarang digeluti orang pada umumnya. Saya sih pengen tahu apakah ada perokok yang memiliki hobi unik? Misal mengoleksi cukai rokok.

Itu cukup unik. Apalagi dari tahun ke tahun pasti naik. Termasuk tahun 2021 yang dipastikan naik sebesar 12,5 persen.