Salah Kaprah tentang Puntung Rokok

Puntung rokok acap kali dianggap sebagai biang keladi kebakaran. Sebut saja kebakaran hutan di beberapa wilayah di Indonesia. Kemudian, beberapa bangunan milik pemerintah seperti gedung Kejaksaan Agung. Tambahan lagi, puntung rokok menyebabkan limbah yang tidak sedap dipandang mata. 

Semua tersebut memang fakta. Akan tetapi, benarkah puntung rokok menjadi satu-satunya penyebab peristiwa-peristiwa tersebut? 

Kebakaran hutan, misalnya. Mengapa orang-orang, khususnya antirokok, tidak melihat bahwa ada kenyataan yang lebih menyakitkan. Seperti pembabatan hutan untuk menjadi lahan yang seharusnya tidak ditanam. Belum lagi, tidak melakukan reboisasi. 

Puntung rokok juga bukanlah faktor tunggal penyebab kebakaran gedung Kejaksaan Agung. Ada banyak faktor yang berkelindan di situ. Misal, bagian lantai yang ternyata sensitif dengan api. Yang menyedihkan, tidak ada pemberitahuan bahwa tidak boleh merokok di situ. 

Benarkah puntung rokok menjadi satu-satunya limbah? Tentu saja tidak. Ada yang lain seperti plastik. Tambahan lagi, plastik menjadi cukup bermasalah karena sulit untuk diurai. 

Masalah-masalah seperti inilah yang tidak diangkat ke media. Seakan-akan puntung rokok menjadi satu-satunya benda yang berbahaya di bumi. Padahal, tidak. 

 

Manfaat Puntung Rokok

Salah satu penelitian yang cukup jenius adalah limbah puntung rokok. Penelitian tersebut dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka mampu menemukan bahwa puntung rokok menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Ternyata puntung rokok dapat menjadi pestisida alami. Tentu saja ini kabar menggembirakan bagi perokok. Sebab, mereka tidak perlu lagi pusing untuk membuang puntung rokok.

Benda yang konon berbahaya itu dapat dikumpulkan. Kemudian, dikirim ke ahli yang bewenang sehingga bisa dimanfaatkan ke publik. 

Roki percaya sebenarnya sekecil apa pun benda sebenarnya dapat dimanfaatkan. Namun, hanya bagaimana menggunakan barang tersebut menjadi sesuatu yang berguna. Pasti butuh kreativitas yang tinggi seperti yang dilakukan oleh mahasiswa UMM. 

Kini, sebaiknya jangan langsung menuduh bahwa puntung rokok menyebabkan sesuatu yang buruk. Setelah diteliti, ternyata berguna untuk kehidupan bangsa.

Maka, yang paling penting, dalam artikel ini, kamu bisa mengetahui sejatinya manfaat dari puntung rokok. 

Inovasi Pemuda Tana Toraja: Pohon Natal dari Bungkus Rokok

Ketika orang sedang berpikir maka pasti berharap akan ada inspirasi yang datang. Inspirasi bisa datang kapan saja dan di mana saja. Nah, yang satu ini inspirasi hadir saat menjelang Natal. Inspirasi tersebut datang dari bungkus rokok.

Dari bungkus rokok, kita diajarkan bahwa ada kreativitas tanpa batas. Jika kita mengenalnya dengan baik, sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Seperti yang dilakukan kelompok pemuda Batualu Tana Toraja.

Dengan kejeniusan dan kelihaiannya, mereka mampu membuat pohon Natal dari bungkus rokok. Ya, kamu tidak salah baca. Bungkus rokok. Dan bungkus rokok yang dibutuhkan sebanyak 300 buah. Tentu saja bisa kamu bayangkan seberapa tinggi dari pohon Natal tersebut.

Ini jelas pohon Natal antimainstream. Biasanya orang-orang yang merayakan akan membuatnya dari pohon plastik atau bahkan daham asli, tapi ini malah yang tersisa dari para perokok. Menurut saya, inilah kreativitas yang luar biasa.

Saat ini, pohon tersebut bertengger di wilayah Kalimbuang dekat Kantor Lembang Batualu. Salah satu pemuda yang tergabung di kelompok tersebut berupaya mengajak pemuda Toraja untuk berinovasi terhadap perayaan Natal.

Ini yang menarik. Bisa jadi, tahun depan akan ada bungkus rokok yang menjelma menjadi topi sinterklas atau bahkan baju sinterklas itu sendiri. Hal itu bisa saja terjadi karena beberapa orang berhasil memanfaatkannya menjadi sebuah anyaman. Bisa dalam bentuk taplak meja atau tas. Tidak seperti biasanya yang berakhir dengan asbak.

Citra yang dikesankan oleh sebagian orang bahwa bungkus rokok adalah barang yang tidak bernilai sungguh keliru. Sebenarnya akan lebih bernilai ketika bungkusnya tidak diberi gambar menyeramkan seperti tenggorokan yang bolong, bibir pecah, atau paru-paru hitam. Seperti bungkus rokok Manchester.

Bungkus rokok yang seharusnya menjadi inspirasi bagi pemerintah. Melarang orang tidak merokok bukan dengan cara memberi gambar seram melainkan edukasi. Sebab, edukasi tentang ujaran jauh lebih efektif ketimbang dengan provokasi tentang kebencian.

Semoga pemerintah lebih arif dan edukatif lagi dalam mengedukasi perokok melalui bungkus rokok. Bagaimanapun perokok telah memberikan sumbangsih kepada negara, terutama melalui cukai rokok.

Sumber foto: Tribun Timur/Tomi Paseru

Geliat Sampoerna Memimpin Pasar Dan Mengintervensi Kebijakan Rokok di Indonesia

Sampoerna sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, menduduki peringkat pertama penguasa pasar rokok nasional. Sejak tahun 2015 hingga saat ini Sampoerna menguasai pangsa pasar penjualan mencapai 35 persen.

Sampoerna merupakan anak perusahaan PT Philip Morris Indonesia yang berafiliasi dengan perusahaan rokok internasional Philip Moris International Inc. Akuisisi saham Sampoerna oleh Philip Morris di tahun 2005 berdampak besar kepada agresivitas penguasaan pasar dan manuver politik perdagangan Sampoerna di Indonesia.

Tampil sebagai penguasa pasar membuat Sampoerna memiliki legitimasi dalam mengambil peran menentukan arah kebijakan industri rokok nasional. Sampoerna seringkali terlihat menjadi rujukan dan representasi industri rokok bagi pemerintah ketika hendak menelurkan kebijakan.

Pada kasus bergulirnya PP (Peraturan Pemerintah) 109 tahun 2012 misalnya, Sampoerna berperan besar atas disahkannya PP tersebut. Ketika kelompok pabrikan lain berusaha menghadang disahkannya PP tersebut, Sampoerna justru mengambil sikap berbeda dengan menyetujui pengesahan PP 109 tahun 2012.

Pemerintah yang kala itu sedang menarik ulur pengesahan PP 109 tahun 2012, lantas mendapat angin segar dengan setujunya Sampoerna atas peraturan ini. Dikarenakan Sampoerna merupakan pemimpin terbesar pangsa pasar rokok nasional, pemerintah kemudian tanpa ragu langsung mengesahkan PP 109 tahun 2012, pemerintah merasa dengan setujunya Sampoerna maka pemerintah menganggap pabrikan lain sudah diwakilkan oleh Sampoerna.

Intervensi kebijakan industri rokok nasional oleh Sampoerna bisa dilihat lagi dari kemunculan wacana kebijakan simplifikasi tarif cukai dan batasan produksi. Wacana kebijakan yang hendak digulirkan pemerintah ini sama persis dengan permintaan Sampoerna yang menginginkan adanya simplifikasi, utamanya menggabungkan golongan rokok putih mesin dan kretek mesin.

Sampoerna dalam hal simplifikasi ini memiliki kepentingan menjaga eksistensi produk rokok putih di Indonesia. Kebijakan mengenai rokok putih di Indonesia dibedakan dengan kretek, baik dari segi tarif maupun batasan produksi. Dari segi tarif rokok putih dikenakan lebih tinggi, sementara batasan produksinya dibuat lebih rendah.

Hal ini bukan tanpa sebab, pembedaan perlakuan antara rokok putih dan kretek dibuat sebagai proteksi terhadap kretek produk khas hasil tembakau nasional dari ancaman agresivitas rokok putih yang dikuasai oleh perusahaan rokok multinasional.

Sikap Sampoerna yang mendukung simplifikasi rokok putih dan kretek adalah bentuk nyata bahwa Sampoerna sedang menyuarakan kepentingan tuan besar ‘Philip Morris’ yang menjadi induk bisnis mereka. Dan juga keluarnya wacana simplifikasi yang didorong oleh Sampoerna kemudian dengan mulus diduplikasi pemerintah sebagai sebuah wacana kebijakan.

Dengan ini kita dapat melihat betapa mengerikannya Sampoerna dalam mengintervensi kebijakan industri rokok nasional. Kekuatan modal yang besar  membuat Sampoerna bukan hanya tampil sebagai pemimpin pasar, tapi juga menjadikan Sampoerna sebagai pengendali pemerintah atas berbagai kebijakan industri rokok nasional. Inilah yang disebut sebagai imprealisme kapitalis global.

bungkus rokok

Cukai Rokok Tinggi, 59% Pangsa Pasar Rokok di Malaysia Diambilalih Rokok Ilegal

Kebijakan pemerintah Malaysia yang berusaha menekan konsumsi tembakau dengan menaikkan cukai rokok bertarif tinggi membuat peredaran rokok ilegal merajalela di Negeri Jiran itu.

Dikutip oleh The Star online berdasarkan Warta Bloomberg akhir bulan lalu, Malaysia memiliki prosentase penjualan rokok ilegal tertinggi di dunia, yakni 59% dari total penjualan rokok. Menurut data Oxford Economics, sebanyak 1.000 rokok ilegal dibeli di Malaysia setiap menitnya.bungkus rokok

Maraknya rokok ilegal ini terjadi sejak Malaysia menaikkan cukai rokok pada tahun 2015 silam. Kondisi ini membuat pemerintah Malaysia kehilangan potensi penerimaan negara dari cukai rokok sebesar 13,5 miliar ringgit atau setara 3,3 miliar dollar AS atau setara Rp46,6 triliun.

Menurut kementerian kesehatan setempat, Malaysia berupaya mengurangi angka penyakit akibat rokok serta menahan laju konsumsi rokok, utamanya pada remaja. Karena itu kebijakan menaikkan cukai diambil oleh pemerintah.

Tak perlu waktu lama setelah kebijakan tersebut dijalankan, pendapatan perusahaan rokok British American Tobacco (BAT) yang sempat mengampanyekan anti kenaikan cukai terkena imbas. Dalam waktu 3 tahun pascakebijakan kenaikan cukai rokok, pendapatannya di Malaysia anjlok 3,2 persen. Sementara itu, pesain BAT, Japan Tobacco Inc. menutup pabriknya di Malaysia pada 2017.bungkus rokok

Studi pada 2018 yang dilakukan oleh BAT menunjukkan sekira 395 juta bungkus rokok di Malaysia adalah ilegal. Hampir separuh konsumsi rokok di negara itu adalah rokok putih ilegal yang dibawa dari Indonesia, Filipina, dan Vietnam lantaran hargamya lebih murah.

BUNGKUS ROKOK

Rokok Kretek Asing Berbanderol Murah Bisa Ancam Industri Domestik

Seluruh stakeholder pertembakauan meski waspada terhadap penetrasi rokok asing yang semakin tajam menggerus pasar rokok domestik.

Peneliti dari Asosiasi ekonomi Politik Indenesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengingatkan itu menyusul beredarnya rokok kretek dengan brand asing yang memasang banderol Rp12.000 per bungkus.

“Ini jelas tragedi, karena rokok kretek yang selama ini dihasilkan oleh bangsa Indonesia, menjadi budaya dan produk asli Indonesia, kini bisa diimpor dari luar negeri dan dijual dengan harga murah,” terang Salamuddin Daeng dalam rilisnya.

BUNGKUS ROKOK

BUNGKUS ROKOK

Meski diklaim sekadar mengganti kemasan dari rokok kretek yang ada sebelumnya brand nasional, Daeng memastikan, ada kesengajaan dari perusahaan rokok asing untuk mengincar pasar rokok kretek Indonesia. Lebih jauh, mereka bahkan mengincar perusahaan-perusahaan rokok kretek Indonesia untuk dibeli, mengincar sektor UKM produsen rokok kretek untuk dihancurkan, lalu diambil alih pasarnya.

“Caranya adalah dengan mengacak-acak kebijakan cukai, menekan perusahaan kecil dengan cukai mencekik, menyetarakan dengan perusahaan besar dan asing,” kata Daeng.

Ia mengakui Industri Hasil Tembakau (IHT) memang memiliki pangsa pasar sangat besar di Indonesia. Menurut Daeng, nilai pasar tembakau Indonesia mencapai Rp 450 – 500 triliun per tahun. Dari nilai pasar sebesar itu, ia mencatat, hanya 30% yang masih dikuasai perusahaan lokal.

“Jadi, tinggal sedikit nilai perdagangan tembakau yang tersisa di Indonesia? Bagaimana kalau nanti seluruh produk rokok termasuk kretek diimpor? Rakyat Indonesia dengan jumlah perokok lebih dari Rp 100 juta orang hanya akan menjadi lahan jarahan asing,” jelasnya.

BUNGKUS ROKOK

BUNGKUS ROKOK

Itu sebabnya, Daeng mewanti-wanti, ketahanan sub-sektor tembakau harus diperjuangkan. Terlebih jika mengingat, nilai pendapatan negara dari cukai mencapai Rp 150 triliun. Belum termasuk pajak yang dibayarkan oleh industri. Nilai cukai tembakau ini, lanjut Daeng, setara dengan tiga kali pendapatan sektor ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). Yakni gabungan sektor migas, mineral dan batubara, atau setara 15 – 30 kali sumbangan royalti Freeport.

“Artinya, kalau IHT jatuh semua ke tangan asing, maka sebenarnya habis sudah ekonomi Indonesia,” tegas Daeng.

bungkus rokok

Kesadaran Pedagang Menjadi Bekal Penting Memerangi Rokok Ilegal

Upaya membantu pemasukan Negara dari cukai rokok bisa dimulai dari para pedagang rokok. Mereka harus menjual produk bercukai resmi, tak boleh produk tak bercukai alias ilegal. Hal ini yang akan membuat Negara tak mendapatkan untung dari produk-produk bercukai ilegal. Operasi penertiban cukai ilegal ini dimulai tahun ini di daerah-daerah seluruh Indonesia, utamanya daerah penghasil rokok.

rokok

Seperti di Madiun. Gencar sekali terjadi operasi untuk menertibkan produk-produk bercukai ilegal.

“Operasi rokok ilegal kita lakukan mulai dari kecamatan Gemarang hingga Dolopo dan tahun ini tidak menemukan adanya rokok ilegal,” ujar Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun, Agus Suyudi.

Kesadaran para pedagang untuk tidak lagi menjual rokok tanpa cukai di Kabupaten Madiun sudah cukup baik. Saat digelar kegiatan pengawasan atau operasi, tidak ditemukan adanya rokok ilegal.

orang merokok

Namun demikian, adanya kesadaran para pedagang tersebut tidak menyurutkan upaya pihaknya untuk melakukan pengawasan secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk tetap terjaganya produk-produk legal yang beredar di pasar.

Pengawasan juga dilakukan dengan membentuk tim monitoring rokok ilegal yang terdiri dari Dinas Perdagangan, Kepolisian, LSM, Dinas Kesehatan, Bagian Perekonomian dan dari Bea Cukai dengan memantau seluruh wilayah se-Kabupaten Madiun.

rokok

“Sasaran operasi kita berada pada daerah perbatasan baik yang dengan kabupaten lain, daerah hutan, maupun desa-desa terpencil. Dan masyarakat kita imbau jangan sampai mengedarkan dan menjual rokok tanpa cukai baik yang palsu maupun bekas.”

bungkus rokok

Pemerintah Dinilai Harus Melindungi Industri Rokok Manual atau SKT

Jumat (12/10) lalu, Tim Komisi XI DPR RI dengan didampingi Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret (MPS) Joko Wahyudi, Sekjen Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Indonesia Saiduddin Zuhri, HM Sampoerna, Gudang Garam, Direktur Cukai, Direktur PPS, Kakanwil Jatim, dan sejumlah mitra kerja Komisi XI DPR RI melakukan kunjungan ke Industri Sigaret Kretek Tangan di Jawa Timur.

Tim tersebut melakukan kunjungan kerja spesifik ke PT. Anugrah Mutiara Luhur Indonesia di Jombang, Jawa Timur. Tim Komisi XI DPR RI berkesempatan melihat secara dekat dan langsung proses produksi dari awal hingga tahap pengemasan akhir produk rokok kretek. Mereka juga mendengar dan berbincang-boncang dengan para pekerja di Industri SKT tersebut.

rokok dan kopi

Dari kunjungan tersebut, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Soepriyatno melihat perlunya bantuan Pemerintah untuk melindungi Industri SKT yang mengunakan cara manual dan tradisional dalam menghasilkan produk akhir rokok kretek. Lebih lanjut, ia merasa tenaga kerja manusia lebih teliti dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan megurangi pengangguran. Maka jika Industri SKT dihapuskan dan digantikan Industri menggunakan mesin, akan terjadi banyak ledakan pengangguran.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI melihat Industri SKT ini mampu berkontribusi dalam menyerap tembakau dan cengkeh dari petani-petani di seluruh Indonesia.

rokok

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Paguyuban MPS, Joko Wahyudi berharap kepada pemerintah agar mempertimbangkan perbedaan tarif peta cukai antara Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), karena strata penghasilan juga sangat berbeda. Jika tarif cukai harus disamakan, ini akan menjadi bumerang bagi industri kecil.

orang merokok

Manurutnya, penting bagi Pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang melindungi dan mengawal Industri SKT khususnya golongan menengah dan kecil untuk, terus berproduksi dan hidup. Agar dapat membantu Negara dalam mewujudkan pembangunan ke arah yang lebih baik lagi. Karena terbukti, penerimaan terbesar Negara didapatkan dari hasil cukai industri rokok di Indonesia.

rokok dan kopi

Sudjiwo Tedjo: Perokok Nggak Perlu Jajan Macem-Macem, Cukup Rokok dan Kopi

Berawal dari pernyataan Sri Mulyani yang menyebutkan pentingnya kaum milenial untuk mengurangi jajan kopi, para netizen di twitter ramai-ramai menanggapinya. Banyak pesohor sosial media yang juga ikut “turun gunung”, salah satunya adalah dalang kondang, Sudjiwo Tedjo.

sudjiwo tedjo

Presiden Republik Jancukers ini menanggapi pernyataan Sri Mulyani dengan twit bernada guyon: “Problemnya di mana kalau Mbak Sri Mulyani minta milenial kurangi jajan kopi? Kan bukan kurangi minum kopi? Maksud Mbak Sri jajanan-jajanan pelengkap kopi, itu yg dikurangi. Kami kaum perokok sudah terbiasa minum kopi tanpa jajanan. Rokok dan kopi sudah cukup!”

Twit tersebut disambar oleh banyak netizen khususnya para pengikut Sudjiwo Tedjo. Ada yang menanggapinya serius. Kopi Milenial dianggap kopi mahal dan menghabiskan banyak dana pribadi kalau dihitung dalam sebulan. Balasan twit dari Adyarto Raharjo ini menyebutkan: “Kopi beda kali mbah ama kopi milenial.. kopi milenial 1 gelas aja bisa 40-50 rb. Itu buat sekali minum, blm ama makan dll. Kali berapa kali nongkrong dlm sebulan. Bisa habis 2-3 juta sebulan buat ngopi aja. Blm ama makan dll”.

rokok kopi

Ada juga yang bernada guyon menanggapi Twit Sudjiwo Tedjo. Seperti akun Ryzale yang menyebutkan: “Dah habis 3 gelas, saya ngikutin saran. Disuruh kurangin, ya saya kurangin isi gelasnya.”

Pernyataan Sri Mulyani soal kopi tersebut memang bisa dianggap punya sentimen negatif kepada para milenial yang suka minum dan jajan kopi, sehingga Sudjiwo Tedjo meresponnya dengan sedikit guyon. Toh, minum kopi adalah salah satu kegiatan silaturahmi yang paling mudah dilakukan. Warung kopi juga salah satu tempat berkumpulnya anak-anak milenial untuk berkarya kreatif. Banyak hal bisa dihasilkan dari sebuah warung kopi dan aktivitas jajan kopi.

rokok

Pernyataan Sri Mulyani tersebut ia utarakan dalam forum acara Seminar Nasional Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) di Jakarta hari rabu lalu. Ia menegaskan pentingnya kaum milenial mulai memikirkan dana pension. Dan salah satu caranya adalah dengan mengurangi jajan kopi untuk disisihkan sebagai dana pensiun.

bungkus rokok

Peran Rokok Dalam Sejarah Panjang Persepakbolaan Indonesia

Keberlangsungan olahraga sepakbola di Indonesia tak bisa lepas dari sponsor. Sejak bergulir, Liga sepakbola Indonesia selalu berganti-ganti sponsor. Nah, dari perputaran dan pergulatan sponsor liga sepakbola di Indonesia, produk rokok ikut menjadi bagian penting dalam sepak bola Indonesia.

orang merokok rokok

Mari kita ulas balik pada tahun 2005 hingga 2011. Liga Utama Sepakbola Indonesia kala itu bernama Liga Djarum Indonesia, karena sponsor utamanya merupakan Djarum Super. Saat itu terdapat dua kali pergantian nama pada kompetisi utama sepakbola Indonesia, terhitung sejak tahun 2005-2007 bernama Liga Djarum Indonesia, sedangkan pada 2008-2011 bernama Djarum Indonesia Super League.

liga djarum

Sebelum Djarum menyeponsori sepakbola Indonesia, terdapat pula merek rokok lainnya yang pernah menjadi sponsor utama Liga Indonesia kala itu. Dia adalah Dunhill dan Kansas, sejak 1994 hingga 1997. Rokok Dunhill, yang merupakan rokok asal London, Inggris, mengubah nama Liga Indonesia menjadi Liga Dunhill Indonesia pada periode 1994 hingga 1996. Sedangkan Kansas mengubah Liga Indonesia menjadi Liga Kansas Indonesia pada tahun 1996 hingga 1997.

rokok

Di luar itu, ada juga Dji Sam Soe yang ikut menjadi sponsor pada kompetisi sistem gugur antar divisi bernama Copa Dji Sam Soe.

copa dji sam soe

Copa Dji Sam Soe ini berlangsung pada era 2006 hingga 2009. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh PSSI, dan diisi oleh klub-klub yang bermain di berbagai tingkatan divisi sepak bola Indonesia.

bungkus rokok

Selain Indonesia, India juga Menolak Penerapan Peringatan di Bungkus Rokok

Peraturan aturan gambar seram pada bungkus rokok yang diwacanakan akan memenuhi 85 persen dari seluruh permukaan bungkus rokok akan mulai diterapkan di banyak negara, namun begitu, ada beberapa negara yang secara tegas menolak penerapan aturan ini. Indonesia, sebagia salah satu negara terbesar penghasil rokok tentu saja menolaknya.

Selain Indonesia, India juga menjadi negara yang ikut menolak aturan penerapan gambar seram dominan pada bungkus rokok.

bungkus rokok

Di India, para stakeholder industri tembakau termasuk para petani tembakau menolak adanya kebijakan ini, karena akan mengakibatkan penurunan penjualan produk rokok. Penolakan ini semata bukan soal untung-rugi, namun karena sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan membantu perekonomian India. Sama seperti Indonesia, ada banyak orang yang bergantung pada industri rokok. Di India, setidaknya ada 45 juta petani tembakau India yang hidupnya bergantung dari industri ini.

petani tembakau

Jika aturan ini diterapkan,  maka ia akan mengurangi penjualan dan membuat para pedagang kesulitan menjualnya. Oleh karena hal ini, banyak pihak memanfaatkan dengan membuat rokok illegal tak bergambar seram pada bungkusnya. Hal ini malah berpotensi untuk mengurangi pendapatan Negara dari cukainya.

rokok

Sampai saat ini, Pengadilan India masih menyidangkan tuntutan para Industri tembakau dan para petani tembakau untuk kasus ini. Sampai ditemukan penyelesaian yang terbaik, aturan lama yang dijalankan untuk saat ini. Yakni gambar seram harus ada di bungkus depan dan belakang sebanyak 40 %.