rokok pesta

Pesta Filter: Rokok Indie Asal Malang

Waktu pertama melihat desain bungkus Pesta Filter, mirip-mirip dgn Arena dan Andalan. Coraknya. Mulai dari warna hingga font yang digunakan menuliskan brand. Pabrikannya juga dari Malang, Lur. Saat Roki cek nama perusahaannya ternyata beda. Tapi beda nama perusahaan bisa juga satu klan.

Banyak juga mazhab besar dan pabrikan rokok yang bikin nama usaha lain untuk memproduksi rokok dengan nama lain, tentu dengan pilihan harga yang lebih murah. Padahal, sebenarnya, masih dalam lingkaran yang sama. Kretekus mungkin udah pada tahu, ya.

Pesta Filter ini mungkin juga begitu. Mungkin masih satu klan dengan salah satu pabrikan rokok besar. Mungkin lho, ya. Karena kota Malang emang banyak banget berdiri pabrikan rokok yang rajin mengeluarkan produk kretek dengan varian harga relatif murah. Rokok indie. Pasarnya mengambil ceruk pasar mazhab besar yang harganya terus berubah karena dampak cukai yang tiap tahun naik.

Pesta Roki belinya di Tobeko harganya 13k. Cukainya 12250. Isinya 12 batang. Jenisnya SKM. Motif filter batangannya mirip-mirip juga dengan batangan produk mazhab besar. Panjang batangannya standard SKM reguler 8,8cm. Sedangkan batangan rokok harian Roki, Djarcok Xtra hanya 8,2cm.

Tarikannya mantap nih, Lur. Aromanya wangi, enak. Khas kretek nusantara. Rasanya perpaduan antara Garpit, Surya, dan Andalan. Sekali tarik asapnya banyak banget. Enak nih, Lur. Sepetnya dapet. Pedasnya juga pas. Manisnya tipis. Halus dan lembut. Rekomended buat perokok SKM. Cuma agak clekit2 dikit aja di lidah. Tapi enak.

Ada yang udah pernah nyoba? Cerita dong, Lur. Mari berpesta. Karena produk kretek kita makin banyak dan beragam.

Salam sebat.

rokok ardath

Pecinta Rokok Putih? Cobalah Ardath

Karena banyaknya permintaan di kolom komentar, akhirnya Roki tampilkan di sini. Padahal sudah pada tahu, kan, kalo Roki kurang jodoh sama rokok putih.

Selain itu, pertimbangan lainnya karena Ardath juga diproduksi di sini, di Malang. Tentu yang mengerjakannya juga adalah sedulur kita di Malang. Walaupun Ardath milik BAT, British American Tobaco.

Roki tahu Ardath sejak kecil. Lelaki dewasa di sekitaran Roki dulu ada yang merokok Ardath. Sempat lejen sih di kalangan perokok. Bahkan nama Ardath sudah punya akronim yang terkenal banget di kalangan perokok.

Rokok putih itu, menurut Roki, rasanya nyaris sama. Mungkin karena bahan tembakaunya jenisnya sama, Virginia. Beda tipislah perbandingannya dengan rokok putih brand lain. Yang berbeda banget tentu aromanya. Setiap buka bungkus rokok putih aroma yang menguar tiap brand emang beda-beda, Lur. Ardath ini lebih lembut. Walaupun khas rokok putih aromanya, ya, mirip-mirip juga ?. Kecuali yang menthol, ya.

Harganya dibandrol 29.275. Hmmm, mahal juga ya.

Padahal rasanya, sih, mirip-mirip dengan rokok putihan lain. Yang berbeda saat dibakar dan diisap adalah daya tonjoknya ke tenggorokan. Ardath ini lebih ringan. Di lidah juga meninggalkan kasap, dan jejak pahit yang tipis.

Buat perokok yang jodoh dengan Ardath tentu terasa lebih nikmat dibandingkan rokok putihan lain.

Kalo Roki, kurang jodoh, Lur.

Siapa yang suka Ardath cerita dong, kenapa kalian memilih ini dibandingkan rokok putih lain.

Salam sebat.

dives platinum

????? ????????: Rokok Putih yang Rekomendasi-able

Pagi ini nyobain rokok putihan dari Kudus, Lur. Dives Platinum. Desain bungkusnya kayak bungkus rokok luar, nih. Kalo perokok baru pertama kali lihat di warung rokok, pasti mengira ini produk luar. Apalagi ada simbol mahkota yang khas itu.

Harganya termasuk murah. Roki belinya 19K. Bandrol cukainya 20.300. Untuk rokok putihan dengan harga segitu, sih, menurut Roki termasuk murah, nih. Apalagi isinya 20 batang. Panjang batangnya lebih panjang dari kretek harian Roki, Djarcok Extra.

Aromanya enak. Kalo rasanya, ya, kayak rokok putihan lain, sih. Cuma Dives Platinum lebih halus. Gurih. Kasap di lidahnya enak. Tarikannya ringan. Gak nyegrak. Perokok putihan wajib nyoba, nih. Sekali lagi wajib ?. Yakin, ini enak. Roki coba batangan kedua. Lebih terasa hangatnya. Tapi tetep enak. Baru kali ini Roki nyoba putihan bisa dua batang berturut-turut. Karena biasanya, paling mentok sebatang aja. Maklum, lidah wong ndesa penikmat SKT.

Seandainya, Dives Platinum ini distribusinya merata ke tiap daerah, bisa jadi penikmat rokok putihan bakal beralih ke rokok putihan dari Kudus ini, Lur. Pertama karena harga. Rokok putih brand besar harganya sekarang selangit. Emang rasanya gak senendang rokok putihan brand besar itu. Tapi sebagai pengganti, apalagi kalo udah berurusan dengan harga, bisa saja banyak yang beralih ke Dives Platinum. Ini hanya prediksi Roki sih, Lur. Karena rasa itu susah diukur.

Prediksi Roki ini hanya diperuntukkan bagi perokok yang kantongnya kurang stabil. Kalo perokok yang kantongnya tebal, sih, gak masalah. Karena rasa itu yang utama. Tapi kalo buat alternatif, Dives Platinum wajib dicoba.

Sangat direkomendasikan, nih.

Siapa yang udah pernah bakar Dives Platinum silakan berbagi cerita, ya. Biar luas referensinya. Karena jika ada banyak testimoni, perokok putihan punya banyak pilihan.

Salam sebat.

rokok djalu

?????: Cita Rasa yang Berbeda dari Malang

Pagi ini Roki bakar kretek dari Malang, Lur. Djalu. Konsep pewarnaan bungkusnya mirip dgn Djarum 76. Sekilas aja, sih. Apalagi kalo dari jauh. Kelihatan banget miripnya. Yang bikin beda logonya berbentuk Djalu, senjata agak lengkung milik ayam yang letaknya di kaki pejantan. Pejantan petarung.

Kalo di Bali, Djalu ayam petarung itu akan ditambahi taji. Makanya adu ayam di Bali disebut juga Tajen.

Bentuk Djalu yang tumbuh secara alamiah, di kaki petarung, kebanyakan agak melengkung dan runcing. Runcing tapi tidak tajam. Sedangkan Taji berbentuk seperti pisau yang mungil, tipis, dan sangat tajam.

Jika Djalu pejantan yang mendarat di kepala dan badan lawannya biasanya mengakibatkan memar, lalu perlahan darah menetes menutupi wajah. Ayam yang tergores taji dalam sebuah pertarungan biasanya langsung berdarah-darah. Sebelum akhirnya terkapar.

Kretek Djalu batangannya juga mirip dgn batangan 76. Isinya 12 batang. Saat Roki dijejerkan dengan rokok harian Roki, Djarcok Extra, agak lebih pendek. SKT Djalu harganya Roki beli di toko Enteng Cigar 9k. Bandrol cukainya 5600. Namanya juga kretek indie, sudah pasti harganya murah, ya.

Tarikannya mantap. Rasanya sepet dan lebih pedas jika dibandingkan dengan 76. Saking pedasnya terasa di lidah kayak clekit-clekit gitu. Panas. Kretek Djalu ini cocoknya dibakar malam hari sambil ronda. Apalagi kalo pas hujan-hujan. Makin lama diisap makin terasa kayak ada rasa fruity-nya. Asam-asam gitu, Lur. Tapi tipis banget.

Kretek Djalu ini jarang banget terlihat di warung-warung rokok di Jogja, Lur. Roki aja nemunya di toko Enteng Cigar, Malioboro.

Jadi, kalo kretekus pas maen ke Malioboro bisa mampir ke toko Enteng Cigar. Banyak kretek indie yang unik tersedia di toko ini. Termasuk Djarcok Extra ?.

Udah ada yang pernah bakar Djalu belum, Lur? Cerita dong. Kali aja beda dengan apa yang Roki rasakan.

Salam sebat.