Dalam serat Babad Ing Sangkala (1601-1602), disebutkan bahwa tembakau sudah ada di pulau Jawa bersama wafatnya Panembahan Senapati, raja pertama Mataram. Dalam serat itu tertulis: “Kala seda Panembahan syargi ing Kajenar pan anunggal warsa purwa sata, sawoyose milaning wong ngaudud” . Waktu Panembahan wafat di Gedung Kuning adalah bersamaan tahunnya dengan mulai munculnya tembakau, setelah itu mulailah orang merokok.
Zaman kemudian berkembang pesat. Saat ini rokok telah menjadi industri yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Cukai rokok menjadi salah satu penyumbang terbesar keuangan negara. Industri rokok turut menggerakan roda ekonomi. Jutaan orang menggantungkan kehidupan ekonominya pada Industri Hasil Tembakau (IHT).
Nitisemito memulai usahanya dengan kegagalan demi kegagalan. Ia pernah menjalankan kewirausahaan di berbagai bidang usaha namun selalu gagal. Pada usia 17 tahun sempat menjadi pengusaha konveksi juga gagal. Lalu beralih menjadi penjual minyak kelapa, berjualan kerbau, hingga menjadi kusir dokar, juga mengalami kegagalan.
Pengusaha Rokok Pertama
Namun pada saat menjadi kusir dokar tersebut, Nitisemito juga nyambi berjualan tembakau. Di sinilah awal mula Nitisemito memulai usaha pembuatan rokok kretek. Apalagi sejak ia menikahi seorang penjual rokok kretek bernama Nasilah, yang sebelumnya menjadi pembuat rokok kretek. Bersama Nasilah, Nitisemito kemudian mengembangkan usaha rokok kretek yang kemudian menjadi industri yang sangat besar. Puncaknya, ia mempunyai 10 ribu karyawan.
Kretek, mulanya ditemukan oleh H. Jamhari. Mulanya Jamhari meramu tembakau dan cengkeh untuk dijadikan obat dengan cara mengisap racikan yang dilinting dengan klobot. Temuan tersebut kemudian cepat tersebar dan populer di masyarakat Kudus sebagai obat untuk penyakit sesak dan gangguan tenggorokan. Racikan tembakau dan cengkeh yang kemudian disebut rokok kretek itu kemudian dikembangkan oleh masyarakat Kudus, salah satunya Nitisemito. Salah satu produknya yg terkenal bernama rokok Tjap Bal Tiga.
Rokok Tjap bal Tiga Yang Melegenda
Rokok Tjap bal Tiga didistribusikan tidak hanya ke seluruh pulau Jawa, melainkan juga keluar pulau Jawa. Bahkan, rokok Tjap Bal Tiga menmebus pasar Singapura. Nitisemito dianggap orang yang jenius pada masanya walaupun buta huruf. Lelaki yang lahir pada tahun 1863 ini melakukan promosi besar-besaran terhadap rokok Tjap bal Tiga. Ia pernah menyebarkan pamflet melalui helicopter dan menyebarkannya di wilayah Jawa Barat. Bahkan, inovasi promosinya sudah melampaui zamannya dengan cara memberikan bonus hadiah berupa sepeda, gelas, dan radio kepada pembeli rokok Tjap Bal Tiga.
Keberadaan rokok Tjap Bal Tiga runtuh usai Belanda memberlakukan pungutan cukai yang sangat besar. menurut kabar, Nitisemito terjerat hutang dan membuat usahanya bangkrut. Kini rokok Tjap Bal Tiga hanya tinggal kenanagan yang tercatat dengan baik di museum Kretek Kudus.
Salam sebat.