rokok terbit

Terbit: Bersinar Layaknya Matahari

Ada yang baru dari Boyolali, Lur. Namanya Terbit. Mungkin harapan pemilik pabriknya, SKT ini maunya sunrise terus kali, ya, gak mau sunset. Mungkin lho, ya. Harapan, kan, juga kayak doa.

Desain bungkusnya kayak lagi musim pake warna-warna terakota gini, ya. Warna bungkusnya pun mirip rokok Bagas. Kayaknya nanti setelah Terbit, jangan-jangan bakal ada lagi kretek baru yang pake warna beginian, nih.

Roki beli kemarin harganya 7000. Bandrol cukainya 6000. Isinya 12 batang. Ukuran batangannya lebih pendek sedikit dibandingkan rokok harian Roki, Djarcok Xtra. Rajangan tembakaunya rada “hancur”. Beda dengan Bulls kretek.

Aroma sausnya kuat banget, Lur. Tajam menusuk ke dalam hidung. Tarikannya mantap lazimnya SKT. Rasanya sepet. Hanya sepet. Roki gak merasakan rasa lain nih. Jangan-jangan ada yang salah dengan indra perasa di mulut nih. Roki paksa sampe nyaris habis satu batang, rasanya tetap sepet. Tawar. Gak ada muncul rasa lain.

Kalo udah ada yang pernah nyoba bakar Terbit monggo berbagi cerita, Lur. Apakah emang sepet nih rasanya? Kalo after taste-nya ada, sih, terasa pedes dikit.

Rokok Commodore: Putih, Lawas, dan Harga Terjangkau

Dunia rokok di Indonesia sempat booming dengan masifnya rokok putih. Mulai dari Kansas, Ardath, Lucky Strike hingga Commodore. Mereka serempak menyeruak pada era 90an.

Kali ini, Roki akan membahas rokok Commodore. Sebelumnya, Roki hanya pernah mendengar kata Commodore dari bapak. Itu adalah band luar negeri. Akan tetapi, saat mengecek di Google, ternyata yang muncul adalah rokok Commodore dengan warna hijau dan putih.

Seperti biasa, Roki akan membahas rokok ini mulai dari bungkus, rasa hingga harga. Dan, inilah review singkat dari Roki.

Bungkus Rokok Commodore

Ketika pertama kali memegang bungkus rokok Commodore, sangat jelas bahwa bentuknya tambun. Ini tidak mengherankan karena isinya berjumlah 20 batang.

Dari bagian depan, bungkusnya sangat terlihat sederhana. Hanya ada nama Commodore berwarna hitam dan tulisannya di-emboss. Di bawahnya ada tulisan filter.

Untuk membedakan antara warna hijau dan putih maka ada garis pemisah berwarna emas. Di dalam warna hijau terdapat logo dari Commodore. Dengan burung Condor (ini asumsi Roki karena kalo Elang kayaknya ga mungkin) dan tanaman padi (?). Kemudian di atasnya adalah mahkota.

Untuk bagian belakang sama persis dengan bagian depan. Jadi, tidak ada perbedaan. Sedangkan di bagian kiri terdapat barcode, larangan menjual rokok kepada anak-anak dan ibu hamil, serta informasi mengenai jumlah batang rokok. Angka 20 menunjukkan isinya.

Sedangkan di bagian kanan terdapat kategori Commodore yaitu sigaret putih mesin (SPM). Lalu, informasi mengenai tar 12 mg dan nikotin 0,8 mg. Tidak lupa, terdapat cukai rokok yang menandakan bahwa rokok Commodore adalah rokok legal.

Di bagian penutup atas dan bawah hampir persis. Ada tulisan Commodore Filter. Hanya bedanya, di bagian bawah terdapat tempat produksi yaitu PT Adhitama Sejahtera Abadi, Malang, Indonesia.

Rasa dan Harga

Saat membuka rokok ini perlahan dari bungkusnya, gerenjeng berwarna silver terlihat. Persis ketika membuka Kansas atau Lucky Strike. Kemudian, seperti pada rokok putihan impor, batangnya padat, putihnya bersih.

Rokok putih cenderung kuat dengan tembakau Virginia dan itu terbukti di rokok Commodore. Selain itu, ada rasa manis meskipn tipis. Kalo kata teman-teman Roki, ini rokok tidak bikin nyegrak di tenggorokan.

Namun, ada yang menarik. Rasa yang dimunculkan dari Commodore persis dengan Kansas atau Lucky Strike. Mungkin karena sama-sama memakai tembakau Virginia, ya.

Untuk durasi menghisap, antara sepuluh hingga duabelas menit per batang. Nah, dari soal harga, agaknya terjangkau. Dengan harga Rp20.000-22.000, kamu bisa mendapatkan rokok Commodore berisi 20 batang.

Jika kamu membutuhkan rokok alternative, selain kretek, dengan harga kompetitif, Commodore adalah salah satunya. Salam sebat.

https://komunitaskretek.or.id/ragam/2020/07/review-rokok-halim-merah-putihan-khas-indonesia/

Review Rokok Halim

Rokok Halim, dari bungkusnya saja siapa yang menyangka kalau ini ternyata rokok putih kayak marlboro, dunhill, forte, dan sejenisnya. Dari bungkusnya saja malah saya kira rokok halim ini adalah kretek. Klasik banget friend! Bahannya juga klasik, tidak seperti rokok putih yang sering kita temui. Bahaya sih kalau ngelihat rokok ini dalam kurun waktu 30 detik saja. Bikin inget hal-hal yang udah-udah. Bungkus klasik, warna klasik, jadi inget jaman nenek moyang dulu. Mungkin rokok ini dipakai kakek kita buat godain nenek kita kali ya?

Dari namanya saja sudah nyaru. Sebab, kalau rokok putih biasanya dari pabrikan diberi nama yang kebarat-baratan banget, tapi rokok ini tuh malah dikasih nama yang indonesia banget. Halim! Coba kita bedah satu persatu, dimulai dari bungkusnya.

Sebelum kita melangkah lebih jauh ke dalam, ke dalam hatimu. Halaahhh. Bungkus halim didominasi oleh warna merah dan putih. Ada motif garis merah tipis-tipis yang membuat rokok ini terkesan begitu vintage. Sumpah, kalau boleh jujur saya cinta banget sama motifnya. Tetap orisinil dan bertahan di tengah modernitas. Ada tulisan Halim berwarna emas dengan mahkota di atasnya, mahkota loh friend! Mahkotanya pun berwarna emas. Dengan huruf H di tengah serta ada tiga bintang di atasnya. Sekilas, rokok ini kayak logo warung nasi padang. Iya bukan?

Selain gambar serem dan imbauan pemerintah. Di bagian tengah rokok ini ada tulisan filter cigarettes dan Made In Indonesia. Fontnya yang dipakai dinuansakan jadul. Paten lah! Di samping rokok halim ada mahkota beserta tulisan halim berwarna merah. Juga ada angka 20 dan tulisan VIRGINIA FILTER CIGARETTES.

Penjelasan kandungan Nikotinnya 0,8 miligram dan tarnya 15 miligram. Di sebelahnya lagi ada barcode, angka 20 dan tulisan VIRGINIA FILTER CIGARETTES. Juga larangan menjual, memberi pada anak usia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil. Hayo yang masih di bawah 18 tahun suka beli rokok. Stop yak! Ada waktunya kok nanti kalian bisa hisap rokok, sabar dikit.

Di bagian bawah rokok ada tulisan manufactured by PT. HALIM WONOWIDJOJO. Kediri-Indonesia. Udah jelas pabrik ini yang memproduksi rokok halim. Nama pabriknya halim, masa pabrik bikin rokok namanya Mansur?

Kita yang anak muda mungkin kurang banyak kenal dengan rokok ini. Tapi Perlu kalian tau bahwa rokok halim sebetulnya sangatlah legendaris. Rokok ini sebenarnya masih produksi dari anak perusahaan gudang garam. Kurang lebih tepatnya, rokok Halim jadi salah satu rokok putih lokal yang masih bertahan hingga saat ini.

Rokok halim masuk dalam jenis SPM alias Siapa Pacar Mantanmu? Halah ga fokus. Maksudnya yang benar adalah Sigaret Putih Mesin.

Secara penempatan cukai ditempel dengan sangat unik. Di tempel di atas bungkus dan menyilang. Eh, tetapi model cukai nempel begini sih lumayan. Bisa nutupin gambar serem hihihihi. Harga tarif cukainya sebesar 20.300 rupiah serta tarif cukai per batangnya 470 rupiah. Di pasaran, rokok halim bisa berharga kisaran 16-17 ribu rupiah. Banyak yang bilang bahwa rokok halim adalah rokok putih yang value for money. Ketimbang beli Marlboro gak sanggup deh karena harganya selangit. Lebih baik ngerokok halim karena enak dan terjangkau harganya.

Satu bungkus rokok halim berisikan 20 batang rokok dengan konfigurasi 10 depan 10 belakang. Panjang satu rokok halim sekitar 84 milimeter. Secara ukuran masuk dalam kategori king size. Bagian batasan tipping paper rokok ini ialah adanya garis berwarna emas disertai di bagian tengahnya bergaris merah. Dengan warna dasar tipping paper ialah cork dengan adanya motif yang cenderung abstrak.

Pernah coba rokok putihan? Ya beginilah rasa rokok putihan, macam rokok halim yang tidak begitu memiliki perbedaan signifikan. Mungkin kalau pun ada rasa manisnya minim, tapi agak sedikit spicy. Kalau dibandingin sama marlboro baru sedikit nampak nih bedanya. Marlboro dan Halim sama-sama pakek tembakau virginia. Tetapi rasa rokok halim punya tarikan yang mantap dan lembut. Mungkin karena rokok halim memakai tembakau virginia lokal. Alias ditanam di bumi Indonesia.

Nah, ada sedikit hal yang cukup berbeda. Biasanya rokok putihan begitu nyegrak di tenggorokan. Jika disandingkan dengan rokok halim, tidak ada rasa nyegrak di tenggorokan sama sekali. Kita masih bisa merasakan yang mantap khas rokok putih tapi tenggorokan kita masih nyaman untuk menikmatinya. Durasi hisapan rokok ini masih sama seperti kebanyakan rokok putih lainnya. Ya tergolong cukup cepat, namanya juga rokok putihan. Cerutu tuh baru lama.

Rokok putih dengan kearifan lokal. Bukan sekedar tagline semata, tetapi memang benar adanya, sangat cocok untuk para perokok yang tinggal di iklim tropis. Sebab, di dalam rokok halim terdapat rajangan tembakau.

Soal harga sudah pasti salah satu rokok putihan ini harganya sanagat terjangkau. Dan lagi isi dari satu bungkus rokoknya berjumlah 20 batang. Tapi sayangnya, peredaran rokok ini cukup terbatas. Di beberapa daerah di kawasan Jawa Tengah dan Timur, rokok ini termasuk mudah untuk didapatkan. Poin positif rokok halim terletak pada kemasannya yang dapat kita bawa kemana-mana. Soal rasa juga layaknya dikawinsilangkan antara selera barat dan ketimuran.

Umur rokok halim tergolong muda. Kurang lebih diluncurkan pada tahun 2011. Baru sembilan tahun dan telah menyabet sisi menarik pada bungkusnya yang amat vintage. Kiranya akan disayangkan saja kalau semisal harus dibuka dan dihisap. Buat anak indie penggemar karaoke ria yang temen-temennya suka rokok putih, sangat cocok untuk pakai rokok ini. Sangat anti mainstream sekali. Derajat ke-indie-an kalian pasti kian tinggi.

Jadi kami berani kasih julukan rokok halim adalah rokok putih dengan kearifan lokal. Dari bungkusnya sudah nasionalis, berwarna merah dan putih. Soal rasa, pas buat lidah orang Indonesia. Minusnya? Cuma agak susah cari rokok ini saja. Tapi kalau kalian sedang main ke Jawa Timur atau Jawa Tengah, borong rokok ini buat oleh-oleh. Lumayan unik kan oleh-olehnya?

https://www.flickr.com/photos/130075348@N08/49447836311/in/photolist-2ikx5ZV-2f8QVrr-28wUkfJ-28BPXQ3-2f8S8M6-RtMxyp-27QpdMi-25KeG4s-25iWTSg-23G8GYj-MpeGXK-2b6rkh8-2gz78GX-2iemS5u-2iep7A7-2gz6WBL-QVZag6-2cpGe1S-2cpJ8Zq-2gj2wLb-2gfsvn3-24ckgmH-2eGiUog-25x7oEv-KGmz3h-2dRhFvT-hknbU4-6EF1in-YSpX2U-2eFLgyj-2ikuGpk-2gonYKH-2ikx4BK-R9Yyq6-2gj3AeT-2eGisqz-2iepTTc-2ikwHpX-2gtTC1F-R3q8jp-2ieqm8r-2gfssvo-2gfs8FT-2i1xoiU-2gz6dPr-2i5ronj-2gfscnf-2gfsY3h-2i1xc9z-2ikxrSC

Review Rokok Djarum 76

Merek rokok yang bakal kami review kali ini sudah pasti familiar bagi sobat kretekus. Masih ingat iklan yang isinya ada mas-mas dengan pakaian jawa lengkap ditemani dengan om jin? Ingat ga? Kali ini kami mau ulas tuntas segala sesuatunya tentang rokok Djarum 76!

Etss tunggu dulu. Yang kami mau review kali ini bukanlah Djarum 76 yang sigaret kretek tangan ya. Kali ini kami mau review produk Djarum 76 Filter. Mengapa? menurut kami rokok ini terbilang antimainstream. Banyak orang tahu atau familiar dengan Djarum 76 yang kretek tangan. Sebaliknya, mungkin jarang ada yang coba dengan poduk yang pake filter ini.

Padahal, Djarum 76 filter sudah muncul di pasaran sejak tahun 2011. Rokok ini sebenarnya jadi produk unggulan Djarum untuk segmen menengah ke bawah loh. Dari yang Roki ketahui, Djarum juga memunculkan rokok ini untuk menjembatani keinginan para pecinta Djarum 76 yang ingin merasakan sensasi rokok dengan menggunakan filter. Lantas pertanyaan kemudian muncul. Apakah rasa Djarum 76 filter ini senikmat dengan saudaranya? Mari kita bahas dulu dari segi bungkusnya.

Jujur saja. Bungkus Djarum 76 filter keren banget. Pemilihan warna, corak, dan penempatan logonya sangat juara! Sebagai anak pecinta indie, kretek, kopi, dan senja harusnya suka banget dengan desain merek rokok ini.

Warna emas menjadi warna dominan dari bungkus rokok Djarum 76 filter. Maklum sih memilih warna emas soalnya ada penyematan tulisan GOLD yang berarti emas di bungkus rokok ini. Selain warna gold ada motif garis membentuk bulatan yang mengelilingi bungkus rokok ini. Lalu logo 76 dibuat dengan cantik, dibalut dengan bingkai bulat berwarna coklat dan background merah di dalamnya. Oh iya, tulisan 76nya dikasih warna emas yang agak lebih muda. Kemudian tulisan filter juga dengan warna emas muda, dikasih kotak merah. Di bawahnya ada tulisan GOLD yang berwarna merah, dikasih kotak background warna emas lebih muda.

Di bagian bawah logo ada tulisan Djarum sebagai pabrik pembuat rokok ini. Tulisan Djarum dengan font yang sudah jadi trademark perusahaan asal kudus ini diberi warna emas muda. Lalu terdapat tulisan kretek 12 filter kecil berwarna merah. Logo 76 dan tulisan filter gold yang serupa juga disematkan di bagian atas dan bawah bungkus rokok. Bedanya kalau di bagian bawah ada tulisan PT Djarum Kudus-Indonesia dengan kode produksi di bawahnya.

Kanan dan kiri bungkus ada imbauan pemerintah dan juga barcode. Yang jadi sisi menariknya adalah biasanya di banyak bungkus rokok barcode dipasang dengan warna hitam putih. Termasuk pada rokok Djarum Super. Kalau di rokok ini sangatlah beda, sebab diberi background warna emas dengan tulisan dan garis-garisnya berwarna hitam.

Kalau kita buka bungkusnya maka akan menemui grenjeng berwarna emas dengan logo 76. Lalu juga konfigurasi penempatan batang rokok yaitu enam depan enam belakang. Cukup dari ssegi bungkus. Intinya kami bisa kasih nilai sembilan untuk bungkus rokok Djarum 76 Filter.

Sekarang kita bahas ke citarasanya. Djarum 76 Filter memiliki bentuk pada umumnya, tidak begitu panjang dan agak tebal. Ada logo 76 dengan warna merah di bagian papir. Sedangkan di bagian filter ada garis emas dibalut warna merah tebal.

Aroma wangi dari rokok ini sudah mulai bisa terasa khas 76 sebelum dibakar. Apalagi kalau dibakar. Aroma 76nya langsung terasa di sekeliling kalian. Impresi yang kita dapatkan pertama kali akan berasa sama kita menikmati Djarum 76 biasa. Poin plus buat merek ini. Secara, dari awal tidak begitu terlihat ada perbedaan signifikan antara kedua produk ini.

Kalau kita menghisap rokok ini, Tarikannya sangat mantap dan lugas. Akan tetapi masih nyaman buat tenggorokan kalian. Ada sedikit perbedaan dengan Djarum 76 biasa yang dalam hal tarikan. Mungkin karena produk ini memakai filter, jadi ada sedikit kehalusan tersendiri dalam tarikannya.

Sensasi pedas justru yang akan kita dapatkan dari Djarum 76 filter. Sensasi manis dengan rasa fruity agak sulit ditemukan pada rokok ini. Meski demikian ada rasa yang seimbang antara keduanya, cukup pedas tapi manisnya tidak hilang. Cukup tricky rasanya apakah bisa langsung nyantol bagi mereka-mereka yang coba-coba sama rokok ini. Bisa jadi suka atau tidak.

Bagi kalian yang biasanya suka tingwe. Mungkin bisa merasakan adanya penambahan tembakau srintil pada Djarum 76 Filter ini. Nah, campuran tembakau srintil yang nampaknya bikin rokok ini punya aroma berbeda dengan merek lainnya.  Durasi bakar rokok ini sekitar 14 hingga 15 menit dalam kondisi normal. Citarasanya yang dihadirkan rokok ini stabil, dari awal tarikan hingga akhir. Tenggorokan pun cukup nyaman dan meninggalkan kesan enak.

Secara cita rasa dan tarikan sebenarnya tidak berbeda dengan Djarum 76 biasa. Mungkin yang ini agak terasa lebih halus saja. Tapi buat kalian penikmat Djarum 76 biasa yang ingin merasakan sensasi filter, gak akan sulit kok untuk berpindah ke rokok ini.

Lantas bagaimana dari segi harga? Di pasaran, rokok djarum 76 filter ini dihargai sekitar 16-17 ribu rupiah. Jika dilihat dari tarif cukainya, Djarum 76 filter ini masuk dalam kategori sigaret kretek mesin dengan golongan cukai layer kedua. Begitu juga dengan Djarum 76 biasa. Rokok ini juga cukup mudah ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Kesimpulannya adalah rokok djarum 76 filter sangat juara dari segi bungkus. Apresiasi untuk Djarum yang sudah buat model bungkus sebagus rokok sebagus itu. Sangat premium meski segmennya menengah ke bawah. Cocok buat dijadikan koleksi. Sedangkan soal cita rasa, rokok ini tak kehilangan cita rasa khas 76, mungkin agak lebih halus saja ketimbang yang biasa. Juara!

https://www.flickr.com/photos/130075348@N08/29400856630/in/photolist-QijBkz-2apk9WL-2aZPzMP-2brR3Da-29U3sWw-2cED2fT-2d1tryH-QmmVnL-TjGwRb-2cdZNi5-RLYALH-MpeQ6H-2enYn4u-2dCUo1e-QP3AMc-PSLQkF-QrQ4Uv-29Zru3t-2f2F3hg-SravSf-SMjoqJ-2fatetS-WQGE6F-2b9uaJw-28R2iuU-2daKcRr-2bHdNM5-2a4Xw55-QGKdCy-2au2jNX-2g48P3c-LN45nd

Review Rokok Diplomat

Kali ini kami mau membahas tentang rokok dari Surabaya. Yaps, Rokok Diplomat dari Kota Pahlawan. Rokok Diplomat merupakan produk unggulan dari PT Gelora Djaja Surabaya yang masih bagian dari Wismilak Group.

Rokok Diplomat punya dua tipe jumlah rokok, ada yang isi 12 dan 16 batang. Secara rasa sama aja kok, yang beda cuman kuantitasnya ajah. Kita awali pembahasan dari kemasan bungkusnya. Menurut kami, rokok diplomat terbilang lumayan bagus secara bungkusnya. Didominasi warna hitam dan tulisan diplomat berwarna emas. Yang bikin keren di bungkus diplomat ini terdapat motif di seluruh bagian bungkus.

Di bagian depan terpampang tulisan diplomat dengan warna emas dan garis warna merah di bawahnya. Nah, di bagian tulisan diplomat dan garis merah ini pola di backgroundnya di bikin polos alias tanpa motif. Tapi ada satu yang unik banget. Ada tulisan wismilak dan logonya yang melintasi antara bagian yang bermotif dan yang tidak. Tulisan dan logonya berwarna hitam, timbul di antara bagian itu. Kami yakin, pasti ada maksud filosofisnya tersendiri. Masih di bagian depan. Di bawah tulisan diplomat terdapat tulisan A Wismilak premium blend dengan logo dua garis di atasnya dan sama-sama berwarna emas.

Bagian belakang bungkus rokok diplomat juga hampir sama seperti di depan. Ada juga logo dua garis berwarna emas tapi bedanya adalah di bagian bawah terdapat tulisan berbahasa inggris. Kira-kira artinya begini. “Kualitas tembakau nomor satu dari wismilak yang diproduksi dengan rasa sempurna. Menawarkan kebanggaan dan kepuasan dalam merokok.” Di atas dan bawah rokok ini ada tulisan diplomat berwarna emas dan garis merah. Tapi di bagian bawah ada tulisan PT. Gelora Djaja Surabaya. Kenapa ya, di Surabaya banyak banget kata gelora? Gelora 10 November? Gelora Bung Tomo? Memang kota ini selalu menggelora. Iya ga cuk?

Di samping kanan dan kiri bungkus rokok diplomat masih sama seperti rokok lainnya. Ada imbauan pemerintah, barcode, dan kandungan di dalam rokok. Rokok Diplomat memiliki kandungan 35 miligram tar dan 1,7 miligram nikotin. Rokok ini masuk dalam kategori sigaret kretek mesin golongan satu. Satu bungkus Diplomat isi 12 dihargai sekitar 17 ribu rupiah. Sedangkan untuk yang isi 16 dihargai  sekitar 22 hingga 23 ribu rupiah.

Diplomat adalah rokok dengan banyak keunikan. Bungkusnya mewah, begitu juga dengan rokoknya. Punya motif batang rokok yang keren. Di bagian papir kertasnya ada motif yang tidak biasa. Ada motif kotak-kotak yang menyelimuti hampir seluruh bagian rokok, hanya di bagian filter yang tidak. Ada juga tulisan diplomat berwarna merah di dekat filter. Di bagian filter pun di bikin dengan sangat rapih. Ada dua garis merah tipis yang mengapit satu garis tebal filter. Sulit rasanya kita jumpai rokok yang menggunakan motif bergaris-garis. Mungkin hanya Diplomat, tidak ada yang lain.

Secara rasa, sensasi tarikan pertama rokok diplomat bernuansa pedas. Setelah itu disusul dengan rasa manis. Namun berbeda kiranya, rasa manis yang dihasilkan tidak begitu manis seperti rokok-rokok dari Kudus. Rasa manisnya bisa dibilang sangat pas dengan sensasi manis fruity fermented di tenggorokan.

Penggunaan cengkeh Manado yang menjadi ciri khas Wismilak menimbulkan aroma yang sangat harum. Rasa pedas yang dihasilkan cukup intens. Rasa pedas ini sebenarnya relatif, bikin gampang disuka sama orang atau dibenci. Kalau yang baru mau coba rokok ini pertama kali, siap-siap asapnya langsung nendang di tenggorokan. Ya mungkin karena kadar Tar yang cukup tinggi yaitu 35 miligram. Butuh orientasi untuk bisa menghisap rokok ini secara regular.

Durasi merokok Diplomat ini cukup lama, yaitu sekitar 15 menit dalam kondisi normal. Tergolong cukup lama ya. Aroma rokok diplomat ini cukup harum. Tetapi, perihal wangi, rokok diplomat ini belum tentu bisa disukai oleh semua orang. Seperti rasanya saja, ada yang bakal suka dan ada yang engga.

Jika dibedah dari isi batang rokok, maka kita akan menemukan rajangan dengan tingkat kehalusan yang medium, dan wanginya yang luar biasa.

Soal harga? rokok ini ga bisa dikatakan murah, mengingat dia masuk dalam SKM golongan pertama. Sebenarnya penyebaran Rokok Diplomat ini cukup luas. Tetapi masih sulit untuk ditemukan mengingat penggemarnya yang mungkin tidak terlalu banyak. Masih agak sulit kalau cari di warung-warung biasa. Kalau di supermarket atap kombini store mungkin banyak tersedia.

Menurut kami, pada desain rokok diplomat bungkusnya betul-betul sangat premium. Padahal Wismilak punya jenis rokok premium lain, seperti Wismilak Special yang bungkusnya kurang begitu spesial.

Memang sudah sepantasnya rokok Diplomat ini dibanderol mahal. Sebab, impresi yang bikin mahal itu terletak dari bungkusnya. Sehingga cocoklah buat kalian yang suka bergaya pake taksido dan naik mobil mewah, bawanya sudah pasti rokok ini. Mau bergaya lain pun bisa, karena yang penting kalian sudah tau, rokok ini ciri khasnya terletak dari nama yang elegan. Diplomat.

­­­

rokok

Di Balik Kampanye Harga Rokok Harus Mahal

Harga rokok harus mahal, harus dinaikkan agar anak, remaja, dan warga miskin tak bisa membelinya. Harga rokok harus naik demi menekan jumlah perokok di Indonesia. Harga rokok di Indonesia masih jauh lebih murah dari negara lainnya sehingga harga rokok harus segera dinaikkan.

rokok

Gerakan harga rokok harus mahal ini gencar digaungkan oleh pegiat antirokok. Mereka melihat dampak kerusakan rokok dari versi subjektif mereka. Padahal kalau kita lihat dari sisi lainnya, rokok mempunyai kontribusi tinggi untuk negara. Belum lagi hal-hal seperti kearifan lokal, tradisi, dan warisan khas asli Nusantara: Kretek, yang belum banyak diketahui para pegiat AntiRokok. Oleh karena itu gerakan harga rokok harus mahal, patut untuk dipikirkan ulang. Mari kita dedah sedikit demi sedikit dari sudut pandang para peggiat antirokok.

Anak-anak dan remaja di bawah umur masih sangat mudah dan banyak mendapatkan akses membeli rokok. Maka, akan sangat mudah ditekan jika harga rokok dinaikkan. Ini salah dan keliru. Regulasi rokok sudah sangat jelas dan tertera massal di iklan televisi, iklan di jalanan serta spanduk dan poster. Bahwa rokok adalah produk yang bisa dikonsumsi oleh orang-orang berumur 18 tahun ke atas. Regulasi yang sudah jelas inilah yang perlu kita kawal pelaksanaannya.

Edukasi kepada masyarakat dan lingkungan anak-anak serta remaja di bawah umur sangat perlu dilakukan. Begitu pula kepada para pedagang rokok, harus lebih selektif dan mentaati regulasi ini. Penerapan ini tentu tak bisa mendapatkan hasil yang instan. Menaikkan harga rokok, adalah solusi instan yang berdampak negatif jika diterapkan. Ambil contoh minuman keras. Harganya dinaikkan dan susah mendapatkannya, sehingga muncullah beberapa kasus minuman keras oplosan. Harganya murah tapi efek sampingnya buruk, hingga menimbulkan banyak kasus kematian. Pemerintah harusnya berkaca pada hal ini.

rokok djolali

Harga rokok di Indonesia masih sangat murah dibandingkan negara lain. Ini alasan yang konyol dan tak rasional. Bagaimana bisa harga sebuah produk di negeri ini dibandingkan dengan negara lain. Soal pendapatan warganya, konsumsi warganya serta akses keterjangkauan produknya adalah hal-hal yang tak bisa dibandingkan. Contoh kasus coba kita bandingkan dengan Jepang. Rerata pendapatan masyarakat Indonesia berdasarkan UMR berkisar antara Rp 2-4 juta. Sedangkan di Jepang, Upah Minimum Regional di Tokyo, Jepang sebesar 200.000 yen dalam setiap bulannya. Jika dikurs ke rupiah maka pekerja di Jepang itu bergaji sekitar Rp 24 juta.

Harga rokok di Indonesia jika diukur dengan pendapatan masyarakat Jepang, sampai dengan harga Rp 100 ribu pun masih dapat dibilang murah. Sementara harga rokok sebesar Rp 20 ribu bagi masyarakat Indonesia sudah termasuk mahal, karena pendapatannya tidak sebesar di Jepang, dan daya belinya pun rendah. Dari segi pendapatan saja sudah jauh berbeda. Belum lagi kita bicara soal kelas-kelas dalam masyarakat kita, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan upah minimum yang sesuai.

Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea Cukai, Deni Surjantoro pernah mengatakan, harga rokok secara nominal absolut memang murah. Namun, dengan mempertimbangkan daya beli, harga rokok di Indonesia sudah mahal.

Apa yang dikatakan oleh Deni Surjantoro lebih rasional. Perbandingan harga rokok di Indonesia dengan negara-negara lain tidak bisa disamakan. Sebab kita harus menghitung kurs mata uang negara kita yang berbeda dengan negara lain. Belum lagi persoalan hitungan daya beli masyarakat di Indonesia yang juga berbeda.

rokok

Gerakan harga rokok harus mahal ini perlu ditakar ulang. Ada hal-hal yang dibawa dari gerakan ini. Hal seperti pembatasan dan pengendalian tembakau agar diterapkan di Indonesia. Dengan dalih tembakau tak baik untuk kesehatan, tembakau memiskinkan masyarakat, dan lain sebagainya. Maka produk tembakau harus dibatasi dan kalau perlu dilarang keberadaannya di negeri ini. Jika anda ingin merasakan tembakau yang sehat, maka belilah produk-produk alternatif tembakau ciptaan industri kesehatan.

Sampai di sini, sudah sedikit jelas, ada agenda yang dibawa dibalik gerakan harga rokok harus mahal. Anda mau percaya begitu saja dan tetap menerima putusan bahwa harga rokok sepatutnya mahal? Saya rasa sih, tidak!   

bungkus rokok

Sirih, Tembakau, dan Rokok bagi Kehidupan Orang Dayak

Bagi orang Dayak sirih, tembakau, dan rokok menduduki peran ritual masyarakat yang penting. Ketiganya dipadu bersama kapur sirih serta dipercaya mempunyai fungsi untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

bungkus rokok

Kemunculan tembakau dalam konteks terkait sirih, terlihat dari terus digunakannya sirih sebagai obat, dan tembakau yang baru dikenal belakangan ditambahkan sebagai bahan baru. Begitu pula ketika rokok mulai dikenal orang Dayak.

rokok

Dalam ritual yang berkaitan dengan kematian, tembakau dan sirih digunakan dengan cara yang sama, dan bisa saling mengantikan, dalam bentuk sesajen kepada orang mati atau yang sedang menjelang ajal.

Di akhir abad 19, sebagaimana ditulis H. L. Roth dan H. B. Low dalam The Natives of Serawak and British North Borneo, sirih dan rokok dijadikan persembahan bagi orang mati. Benda-benda itu dikuburkan bersama beras serta mayat seorang yang telah mati sebagai simbol kehidupan si mati telah terbekati.

rokok klobot

Pada masa setelahnya, di mana Belanda mulai membuka perkebunan di Kalimantan, upah bagi pekerja juga berupa gulungan tembakau. Pemberiann sesajen dan upah dalam kehidupan masyarakat Dayak didasarkan pada bahwa benda-benda tersebut terbukti bermanfaat bagi kehidupan.

bungkus rokok

TREN MENGOLEKSI BUNGKUS ROKOK

Mengoleksi bungkus rokok semakin menjadi tren belakangan ini. Sebabnya, industri rokok di tanah air mengalami pasang surut yang drastis. Terlebih belakangan ini, ketika peraturan akan rokok semakin ketat diterapkan sehingga banyak perusahaan kecil gulung tikar.

Bungkus Rokok

Bungkus Rokok

Sebab itu, ke depannya jika peraturan dari pemerintah tidak direvisi dengan memberikan perlindungan yang lebih memihak akan banyak pabrik rokok dan merek-merek kecil akhirnya gulung tikar.

Kolektor Bungkus Rokok Bermunculan

Banyaknya pabrik rokok kecil yang gulung tikar itulah yang menyebabkan kolektor bungkus rokok bermunculan untuk mendokumentasikan bungkus rokok dari berbagai merek yang terancan gulung tikar. Terkadang, kemasan dan nama unik merek rokok yang dikumpulkan oleh para kolektor.

Bungkus Rokok

Bungkus Rokok

Hobi ini juga tergolong murah. Tinggal berkunjung ke suatu daerah, utamanya penghasil rokok atau tembakau, dan mulai membeli rokok-rokok merek tertentu. Atau bila tak sempat jalan-jalan, Anda bisa titip ke kerabat atau saudara untuk membelikan rokok merek tertentu. Tetapi dengan pesatnya kemajuan teknologi, memungkikan antarkolektor untuk saling tukar bungkus rokok yang dikoleksi.

Rokok

Rokok

Tertarik menjadi kolektor bungkus rokok?

Foto oleh : Eko Susanto