neslite blue label

Neslite Blue Label: Ringan dan Manis

Kalo minuman ada varian black label atau red label dari Johnnie Walker yang mengandung alkohol 40%. Kalo rokok ada Neslite Blue Label yang mengandung 15 mg Tar dan 0,9mg Nikotin. Sama2 bikin hangat, ‘kan ?.

Namanya juga blue label, desain bungkusnya jelas berwarna biru. Tulisan Neslitenya putih dengan image orang pake hoodie yang lagi melompat. Kayak mau bilang, nih, rokok buat orang yang dinamis. Penuh warna. Lincah. Bergerak ringan. Satset. Nyahnyoh.

neslite blue labelBatangannya, lazimnya kayak batangan mild. Mungil. Roki bandingkan dengan Djarcok Xtra kelihatan tambah mungil. Cuma menang panjang aja karena ukurannya 8,9cm. Djarcok Xtra cuma 8,2cm. Harganya Roki beli di Tobeko 17500. Sedangkan bandrol cukainya 16325. Isinya 16 batang.

Tarikannya ringan karena mild. Rasanya juga gak jauh beda kayak mild kebanyakan. Cuma Neslite Blue Label agak pedas dikit. Manisnya tipis banget. Bunyi cengkehnya juga asyik sih, Lur; kretek kretek kretek. Rokomended buat penikmat kretek mild. Roki abis sebatang nih buat pendamping minum air bunga telang, sereh, pake gula batu. Seger.

Siapa yang udah pernah bakar Neslite Blue Label, silakan berbagi cerita, ya.

Tetap semangat karena pandemi belum berakhir.

Salam sebat.

rokok temen

TEMEN: Fine of Taste from Kediri

Dulu, Roki pernah juga posting kretek dari Kediri ini, Lur. Bungkusnya sama. Berwarna hitam. Berbintang tujuh. Ada lubang anginnya. Bedanya, batangan Temen yang dulu itu kertas batangannya berwarna coklat. Mirip Djarcok Xtra. Kalo yang ini, batangannya dibungkus kertas grenjeng warna emas. Dan batangannya kayak SKT biasa.

Harganya 8k. Bandrol cukainya 10k. Isinya 12 batang. Panjang batangannya sama persis dengan rokok harian Roki, Djarcok Xtra.

Tarikannya mantap, Lur. Bahkan cenderung berat. Rasanya sepet dan agak pedas. Aromanya kayak ada bau gosong, sangit. Kayak asap kayu yang terbakar. Atau mungkin lebih tepatnya kayak tembakau muda yang lembab. Jadi ada rasa getahnya. Lumayan enak nih buat teman ngopi siang ini. Roki abis juga sebatang sambil nulis ini.

Kalo ada yang udah pernah bakar Temen Fine of Taste silakan berbagi cerita, ya. Kali aja beda rasanya. Karena kalo abis makan biasanya rokok apa aja terasa enak. Apalagi kalo pas kepepet. ?.

Ada yang pernah ngrasain gak sih, Lur, kalo kepepet rokok apa aja terasa enak?

Salam sebat.

Djitoe Slim: Cita Rasa Solo yang Unik

Akhirnya nemu juga apa yang dicari. Djitoe Slim. Maksudnya Siji Pitoe, satu tujuh. Kalo dijajarkan menjadi angka 17. Asli bikinan Solo.

Tapi kok sekarang rasanya beda, ya? Dulu nemu pertama kali di Madura tahun 2015. Saat itu, rasanya enak banget ngudud Djitoe Slim sambil ngopi di rumah teman di Pamekasan.

Apakah suasana dan wilayah yang berbeda bisa mengubah rasa kretek?
Hmmm…

Kemarin Roki beli Djitoe Slim di Toko Djaya, Condongcatur, Sleman. Harganya 17k. Bandrol cukainya 16.325. Batangannya mungil lazimnya batangan kretek LTLN. Ukurannya juga lebih panjang dibandingkan dengan rokok harian Roki, Djarcok Extra.

djitoe slimDesain bungkusnya klasik banget. Simple. Warna dasar putih bergaris. Tanpa logo. Font-nya berukuran besar bertuliskan nama brand yang dibingkai dalam kotak berwarna dasar emas dan biru dongker. Di bawah kotak bingkai tadi ada tulisan Lowerd Tar & Nicotine, yg menegaskan bahwa Djitoe Slim emang kretek Mild LTLN. Walaupun kadar nikotinnya tertera 1,3mg. Kretek LTLN biasanya, kadar nikotinnya maksimal 1 mg.

Djitoe Slim walaupun kecil tarikannya mantap, Lur. Rasanya sepet, dan agak manis. Sepetnya terasa banget. Sampe kasap di lidah. Perasaan, dulu waktu nyoba di Madura gak begini rasanya. Mungkin karena dulu di Madura, udah nyeberang laut antarpulau jadi beda rasanya, ya ?. Kalo sekarang kenapa malah mirip dgn Sampoerna Mild. Hanya saja Djitoe Slim lebih sepet nih, Lur.

Ada yang udah pernah nyoba Djitoe Slim belum nih? Silakan berbagi cerita tentang rasanya. Biar tambah banyak referensinya, Lur.

Pagi ini matahari hangat nikmat. Gaspolll bikin kopi buat teman berjemur, Lur.

Salam sebat.

Bungkus Rokok Wismilak: Hijau dan Kuning yang Beradu

Di Indonesia, ada banyak rokok jaman dulu (jadul) yang masih bertahan hingga hari ini. Salah satunya adalah rokok yang memiliki bungkus dengan warna hijau dan kuning. Selain itu, memiliki makna yang unik jika diucapkan. Makna tersebut adalah “semoga kami beruntung. Dan rokok yang dimaksud adalah rokok Wismilak.

Roki mengulas mulai dari bungkus, rasa, hingga harga. Tentu ini menjadi menarik karena rokok jadul biasanya memiliki penggemar yang loyal dan fanatik.

Bungkus Rokok Wismilak

Dari bungkus bagian depan, Wismilak memang bernuansa jadul. Ada gambar orang tua tanpa rambut—dewa Shou-Shen yaitu dewa yang berusia panjang dan bijaksana, memakai jubah—ada diploma sebagai simbol pengetahuan, dan menggunakan tongkat—sebagai simbol peringatan. Ada pula gambar buah yang merupakan simbol kerja keras.

Ada bintang yang berjumlah sembilan. Maknanya simbol keberhasilan yang terus kontinyu. Yang unik adalah tulisan Wismilak berwarna kuning. Jika nama merek rokok lainnya dituliskan seluruhnya kapital atau huruf kecil, sedangkan Wismilah tidak. Huruf kapital hanya terdapat di WLK.

Kemudian, ada nama pabrik produksi yaitu P.T. Gelora Djaja, Surabaya. Tak lupa ada semacam plakat di bagian atas kiri yang bertuliskan Special. Memang spesial daripada lainnya, sih.

Di sisi kiri bungkusnya, terdapat informasi mengenai tar dan nikotin. Tar berjumlah 36 mg dan nikotin berjumlah 2,2 mg. Kemudian ada semacam “larangan” yaitu tidak ada batasan aman, mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya, dan 43 zat penyebab kanker.

Yang unik, ada semacam kritik dan saran berupa suara konsumen. Perokok bisa langsung mengutarakannya di suara.konsumen@wismilak.com atau PO BOX Wismilak Jakarta.

Di sisi kanan bungkusnya terdapat tulisan dilarang menjual atau memberi rokok kepada perempuan hamil atau anak berusia di bawah 18 tahun. Di sebelahnya terdapat barcode. Di sisi atas terdapat pita cukai dengan harga Rp12.300 untuk 12 batang. Di bagian penutup bawah terdapat tulisan Wismilak, kode produksi, dan pabrik produksinya.

Di bagian belakang, nama Wismilak berwarna merah. Kemudian, di bawahnya terdapat tulisan yang bermakna Wismilak terdiri dari tembakau dan cengkeh pilihan. Kemudian, paling bawah ada angka 9 (bintang) dan 12 (jumlah batang) serta logo shuriken atau Mitsubishi (?).

Rasa dan Harga

Ini jenis rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) sehingga jika kamu pegang, akan terasa padat. Saat Roki isap, aroma cengkeh dan rempah-rempah berpadu menjadi satu. Agak nyegrak, sih. Ada pula rasa manis, spicy, dan sedikit buah-buahan.

Rasa pedas juga muncul di Wismilak. Namun, ada spoiler. Untuk kamu yang terbiasa SKM apalagi putihan, mungkin sedikit kurang nyaman saat mengisapnya. Ya, tadi itu, agak nyegrak.

Yang pasti soal harga, seperti yang disampaikan di atas, harga Rp12.300 untuk isi 12 batang. Namun, itu di pita cukainya. Mungkin saat ini bisa berkisar Rp12.000-13.000.

Inilah rokok jadul yang patut kamu coba, ya. Lestarikan selalu produk lokal.

 

Jazy Bold: Bungkus Rokok yang Dominasi Hitam

Bulan Mei baru memasuki dua hari tapi rasa-rasanya kok seperti mau lebaran. Yah, maklum saja, larangan mudik sudah berlaku jauh-jauh hari. Jadi, persiapan lebaran lebih cepat daripada sebelumnya. Untuk menemani nuansa lebaranmu, Roki kasih rokok yang kalo mendengar namanya seperti chill gitu. Jazy Bold.

Seperti biasa, Roki menjelaskan dengan detail mulai dari bungkus bagian depan, kanan dan kiri, atas, serta bawah. Setelah itu, berlanjut ke rasa dan harga. Daripada kamu menunggu, simak ulasan berikut ini.

Bungkus Rokok Jazy Bold

Sebelum menelisik ke bungkus Jazy Bold, ada yang perlu kamu ketahui. Pada 2017, pertama kali diluncurkan, rokok ini mulanya hanya berisi 16 batang. Namun, seiring berjalannya waktu, Jazy Bold menambah isinya menjadi 20 batang. Roki belum tahu, apakah ingin meraih segmen baru atau memang konsumsi terhadap Jazy Bold cukup baik.

Okelah, ini review-nya.

Secara umum, bungkus rokok Jazy Bold dominan berwarna hitam. Ada warna merah pada huruf J dan latar dari tulisan Bold yang berwarna putih. Warna abu-abu terdapat di tulisan Jazy—ini cukup unik tidak menggunakan huruf kapital. Namun, lebih unik lagi ketika melihat huruf a, z, dan y. Dominasi warna hitam di ketiga huruf tersebut.

Agaknya ganjil, ya. Sehingga, mata harus lebih dekat dengan bungkus agar bisa membacanya. Di bagian bawah di bungkus depan ada tulisan 20 kretek filter yang menandakan Jazy Bold merupakan sigaret kretek mesin. Juga, berisi 20 batang.

Untuk bagian samping kanan terdapat cukai rokok, tulisan Jazy Bold, dan informasi mengenai tar dan nikotin. Tar berjumlah 18 mg dan nikotin berjumlah 1,1 mg. Sedangkan di bagian samping kiri terdapat tulisan dilarang menjual/memberi rokok kepada ibu hamil dan anak-anak di bawah usia 18 tahun. Selain itu, ada pula barcode.

Untuk bagian penutup atas dan bawah hampir mirip. Ada tulisan Jazy Bold dan simbol huruf J. Perbedaannya hanya di bagian bawah terdapat tempat produksinya. Yaitu PT. N.S.T.I Kudus, Indonesia.

Rasa dan Harga Jazy Bold

Bagi pecinta manis, Roki kira cocok mencoba Jazy Bold. Ada rasa leci sedikit namun tak ada rasa spicy. Isapan pertama oke laah. Isapan kedua dan seterusnya juga okee. Akan tetapi, kalo untuk sehari-hari, Roki tidak begitu cocok. Ga papa, ya. Rokok kan masalah selera.

Sejak cukai rokok naik, harganya berubah menjadi Rp18.000 untuk 20 batang. Apakah terjangkau? Tentu terjangkau, dong. Maka, boleh dikatakan bahwa Jazy Bold merupakan rokok alternatif.

Gudang Garam Signature Mild: Manis dan Mengigit

Beberapa hari ini Jogja sangat panas. Barangkali hawa yang sama memang sedang dirasakan masyarakat di kota lain. Maklum, Ramadan memang identik dengan hawa panas. Sebab, dari situlah puasa akan teruji.

Agar menghilangkan panas, tentu saja Roki ingin mencari rokok yang segar. Bahkan, kalo bisa rasa yang dihasilkan pun manis. Lalu, rokok apa yang memenuhi kriteria tersebut?

Jawabannya adalah Gudang Garam Signature Mild. Beberapa perokok lebih suka mengatakan Gudang Garam Signature Biru. Wajar, sih, karena warna bungkusnya berwarna biru.

Bungkus Gudang Garam Signature Mild

Secara keseluruhan, bungkus rokok Gudang Garam Signature Mild berwarna biru. Jika biasanya bungkus rokok masih ada warna lain, berbeda dengan yang ini. Semua warna biru. Biru Lazio, kalo kata penggemar sepak bola Serie A.

Di bagian depan, terdapat tulisan Gudang Garam dengan huruf kapital dan berwarna putih. Di atas tulisan tersebut, ada logo Gudang Garam yang legendaris. Sedangkan di bawah tulisan itu, ada tulisan Signature Mild dengan huruf kapital dan warna biru tua.

Di bawah tulisan Signature Mild, ada bintang berjumlah lima. Sepertinya, Gudang Garam ingin menunjukkan bahwa ini rokok dengan rasa bintang lima. Kemudian, ada tulisan dengan ukuran font lebih kecil yaitu Premium Filter dan Kretek Cigarettes. Paling bawah, terdapat tulisan Made in Indonesia.

Di samping kanan, seperti biasa tulisan larangan menjual rokok bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun dan perempuan hamil. Tak lupa, barcode ikut disertakan.

Di samping kiri, terdapat informasi mengenai tar dan nikotin. 15mg tar dan 1mg nikotin. Lalu, ada angka 16 yang menunjukkan isi rokok Gudang Garam Signature Mild.

Di bagian penutup atas, persis seperti bungkus bagian depan. Sedangkan bagian penutup bawah hanya ada informasi mengenai pabriknya. PT. Gudang Garam Tbk. Kediri – Indonesia.

Di bagian belakang yang agak keren. Ada semacam tulisan pendek yang intinya rokok ini dibuat dengan sepenuh jiwa dan mengandung kualitas tembakau terbaik.

Apakah benar klaimnya?

Rasa dan Harga Gudang Garam Signature Mild

Benar, sih. Untuk rasa tergolong manis. Cocok banget sebagai teman berbuka puasa. Ada rasa spicy seperti Gudang Garam Filter namun tidak terlalu menonjol. Yang jelas, tarikannya halus.

Soal harga, tak usah khawatir. Sampai hari ini, rokok ini dibanderol dengan harga Rp20.000 untuk isi 16 batang. Sangat terjangkau dan menarik, bukan? Sobat sebat perlu mencicipi rokok Gudang Garam Signature Mild.

Aroma Slm: SKT yang Rasanya Mantap Jaya

Produk rokok dengan jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT) patut berbangga hati. Sebab, produk tersebut tidak mengalami kenaikan cukai. Artinya, harga pun tetap sama seperti tahun sebelumnya.

Kali ini, Roki akan membahas tentang legenda rokok dari Kudus. Aroma Slm (dahulu bernama Slim). Pada mulanya, rokok ini muncul pada 2011 dan hanya berkisar di Jawa Tengah. Selanjutnya, pada 2014, Aroma Slm mulai merambah ke luar Jawa Tengah seperti Jakarta, Cirebon, dan Sukabumi.

Alasan mengubah nama dari Slim menjadi Slm karena PP No. 109/2012. Oleh karena itu, sekitar tahun 2015, merek tersebut resmi berubah menjadi Aroma Slm.

Bungkus Rokok Aroma Slm

Dari segi bungkus, terlihat Aroma Slm cukup mewah. Apalagi ini untuk ukuran SKT yang biasanya hanya terlihat biasa-biasa saja.

Di bagian depan, dominasi bungkus ini berada di tiga warna yaitu merah, kuning, dan hitam. Namun, sebagian besar lebih kepada warna kuning. Tulisan Aroma sangat jelas dan berwarna kuning. Kemudian dilapisi kotak berwarna merah.

Di atasnya terdapat huruf A dan di bawah huruf itu terdapat tulisan “Double A Quality”. Di bagian bawah setelah tulisan Aroma terdapat inisial Slm dengan gaya tegak bersambung. Lalu, angka 12 menunjukkan isi batang Aroma Slm dan sigaret kretek tangan sebagai jenis rokok ini. 

Di bagian kanan terdapat peringatan yang “keras”. Intinya mengandung zat yang berbahaya dan penyebab kanker. Kalo untuk bungkus baru, biasanya larangan menjual kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun dan perempuan hamil. Di sampingnya ada barcode dan informasi mengenai tar dan nikotin. Tar sebesar 31mg dan nikotin sebesar 2mg.

Di bagian kiri, terdapat cukai rokok. Ini menandakan bahwa Aroma Slm adalah rokok legal. Sedangkan bagian penutup atas dan bawah hampir mirip. Ada tulisan Aroma. Yang membedakan hanya di bagian penutup bawah terdapat kode produksi dan tempat produksi, PT A. T. I Kudus, Indonesia.

Rasa dan Harga Aroma Slm

Rasa rokok ini tergolong natural dengan karakter spicy yang kuat. Ada sedikit rasa manis. Yang jelas, cengkehnya cukup dominan. Ini lebih menonjol daripada SKT lainnya.

Harga Aroma Slm terhitung sangat terjangkau. Kamu bisa mendapatkannya dengan harga Rp10.000-12.000 dengan isi 12 batang. Menarik, bukan?

Bagi yang belum pernah mencoba Aroma Slm, sesekali boleh dong menjadi alternatif yak.

Esse Berry Pop: Desain Menawan dengan Rasa Lumayan

Korea memang sedang mewabah di masyarakat Indonesia. Namun, kata wabah di situ bukanlah sesuatu yang negatif. Melainkan sesuatu yang positif. Nah, salah satu wabah yang dibawa oleh mereka adalah produk rokok. Merek rokok tersebut adalah Esse Berry Pop.

Seperti biasa, kali ini Roki membahas desain dari bungkus rokok Esse Berry Pop. Desain yang konon terbaik di antara rokok Esse lainnya. Selanjutnya adalah sedikit soal rasa dan tentu saja harga.

Bungkus Rokok Esse Berry Pop

Ketika Roki memegang pertama kali rokok Esse Berry Pop, sangat jelas bahwa rokok ini membawa semangat muda. Tulisan ESSE di kanan atas didampingi dengan sebuah hologram. Kemudian di tengah ada tulisan BERRY POP yang menunjukkan rasa dari rokok Esse.

Tulisan BERRY POP dibalut dengan lingkaran berwarna ungu dan ada tombol “play” di luar lingkaran. Dari warna ungu kemudian ada warna putih sebagai latarnya. Ada garis melingkar di lingkaran warna putih. Sedangkan di bagian bawah terdapat tulisan Berry Mint Capsule.

Secara umum, bagian depan sangat menarik. Di bagian penutup atas dan bawah hampir sama. Terdapat tulisan ESSE. Namun, untuk penutup bagian bawahnya terdapat kode produksi dan tempat produksi. Esse Berry Pop diproduksi oleh PT Mandiri Maha Mulia. Perusahaan tersebut merupakan kepanjangan tangan dari Kora Tobacco & Gingseng (KT&G).

Di samping kirinya terdapat barcode dan larangan menjual kepada anak-anak usia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil. Sedangkan di bagian kanannya terdapat informasi mengenai tar dan nikotin. Untuk tar 15mg dan nikotin 0,9mg.

Secara keseluruhan, rokok ini sangat cocok dibawa ke tongkrongan. Terutama bagi anak-anak muda.

Rasa dan Harga Esse Berry Pop

Untuk soal rasa, jangan ditanyakan lagi. Rasa berry cukup kental dan aroma ketika belum dibakar cukup kuat. Roki kira ini rokok dengan rasa buah yang cukup menarik.

Nah, bagaimana dengan harga? Untuk harga memang agak mahal. Berkisar Rp25-27 ribu rupiah. Dengan harga tersebut, kamu bisa mendapatkan 16 batang rokok Esse Berry Pop.

Sekali lagi, jika kamu ingin mencari rokok dengan rasa buah, tak salah kamu mencicip Esse Berry Pop.

orang merokok

Orang Merokok, Iklan Rokok, dan Muhajir Effendy

Tempo hari, salah satu menteri di kabinet Jokowi, Muhajir Effendy mengisyaratkan akan memblokir seluruh iklan rokok di internet. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tidak menjadi orang merokok. Mengapa, kok, anak-anak? Sebab, selama pandemi, anak-anak menjadi subjek yang mengakses internet cukup sering.

Lalu, benarkah iklan rokok di internet mampu mempersuasi anak-anak untuk merokok? Ini yang patut menjadi pertanyaan. Sebab, sepengetahuan Roki, sangat jarang iklan rokok yang menampilkan orang merokok.

Hal ini menjadi wajar karena tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012. Dalam pasal 27 ayat [c] dan [d] disebutkan bahwa iklan rokok tidak memperagakan wujud perokok. Selain itu, tidak bertentangan dengan norma kesusilaan dan nilai agama.

Nah, jika sudah masuk ke dalam peraturan pemerintah, lalu sebenarnya apa yang diinginkan oleh Muhajir Effendy? Kalo alasannya pengendalian rokok, kan, sudah tertuang juga dalam PP No. 109/2012. Kecuali jika alasannya adalah membumihanguskan rokok dari tanah Nusantara. Itu lain cerita.

Salahkah Orang Merokok?

Tidak ada yang salah dengan orang merokok selama tidak merugikan orang lain. Maka, pengendaliannya pun dilakukan sejak mula. Dari bungkus rokok, misalnya. Tidak boleh menjualkan rokok ke anak-anak di bawah usia 18 tahun dan ibu hamil. Selain itu, ada pula larangan merokok di dekat anak-anak dan ibu hamil.

Larangan merokok itu pula yang akhirnya melabelkan perokok menjadi perokok santun. Perokok yang tahu dan paham kapan harus merokok. Jika ada orang di sebelahnya tidak suka dengan asap rokok, menjauhlah. Jika ingin merokok pun, perlu meminta izin kepada orang di sebelahnya.

Belum lagi tidak merokok saat berkendara. Sebab, asapnya bisa mengenai pengendara lainnya. Bahkan, sudah jelas pula dilarang merokok di berbagai tempat: rumah sakit dan sekolah.

Sudah sedemikian banyak larangan merokok, mengapa sampai harus menyasar iklan rokok di internet? Apalagi, sekali lagi, tidak ada wujud perokok di iklan tersebut. Lalu, di manakah area merokok? Apakah orang tidak boleh merokok? Padahal, rokok adalah barang legal. Tambahan lagi, barang yang mampu meningkatkan penerimaan negara.

Rokok Rider: Harga Kaki Lima, Rasa Bintang Lima

Sejak cukai rokok naik, perokok mulai berburu rokok murah—rokok yang memiliki harga di bawah Rp10.000. Sayangnya, tidak semudah itu untuk mendapatkannya. Terkadang, tidak semua warung rokok, apalagi gerai ritel menjual rokok tersebut.

Namun, kali ini, Roki berhasil menemukannya. Namanya rokok Rider. Seperti biasa, Roki membahas mulai dari bungkus rokok, rasa, hingga harga.

Bungkus Rokok Rider

Warna merah sangat mendominasi dari bungkus rokok Rider. Meskipun demikian, ada warna kuning yang menambah bungkusnya terlihat cantik. Untuk penamaan sangat jelas tulisan Rider berjenis kapital. Di bawahnya ada tulisan kretek.

Yang berada paling bawah terdapat angka 12 dan tulisan sigaret. Hal ini menandakan bahwa Rider merupakan bagian dari kretek. Itulah bungkus rokok Rider bagian depan.

Untuk bagian belakang, sama saja. Tidak ada perbedaan. Hal ini persis dengan review bungkus rokok Commodore.

Di bagian kiri, seperti biasanya, terdapat larangan menjual rokok kepada ibu hamil dan anak-anak. Selain itu, terdapat pula barcode. Di bagian kanan, terdapat logo orang membuang sampah dan inisial SKT. Selain itu, terdapat informasi mengenai tar dan nikotin. Rider memiliki tar 38 mg dan nikotin 1,4 mg.

Sedangkan di bagian atas dan bawah hampir mirip. Ada tulisan Rider Kretek. Namun bedanya, di bagian bawah terdapat kode produksi, dan pabrik produksi Rider yaitu PT C. A. M. A Kudus-Indonesia.

Saat Roki membuka Rider, tidak ada grenjengan. Hanya ada plastik yang membungkus Rider. Bagaimana dengan harga dan rasa?

Rasa dan Harga Rider

Untuk soal rasa, cukup menarik. Saat isapan pertama, sungguh sopan. Saat isapan kedua, terasa fruity dan juga manis. Namun, untuk manis tidak begitu dominan. Mungkin karena mazhab Kudusan, jadinya terasa halus. Tapi, ini cukup berbeda dari rokok SKT yang Roki coba.

Yang mengagetkan adalah harga. Untuk isi 12 batang, Roki cukup menebusnya dengan harga Rp8.000. Tentu menyenangkan sekali. Dari harga yang murah, Roki mendapatkan sensasi rasa yang luar biasa.

Bagi kamu yang ingin mencari rokok murah saat bulan Ramadan, Rider adalah pilihan tepat. Apalagi untuk takjil maupun menu teman sahur.