“Beberapa hari lalu ke rumah Butet Kertaredjasa, dan menemukan merek2 rokok dari zaman ke zaman. Ternyata, rokok dg merek Gudang cukup banyak pada zamannya, dg desain yg agak mirip2,” demikian Gus Ulil Abshar-Abdalla di twiter pada 25 Januari 2023, jam 12.17 wib.
Dalam cuitannya itu, Gus Ulil melampirkan dua frame foto rak kayu berisi berbagai macam jenis rokok antik yang unik-unik.
Cuitan Gus Ulil itu menuai beberapa tanggapan teman-temannya:
“iki nek bledok pripun, Gus,” cuit akun diledhub, sambil melampirkan foto rokok merek Bomb yg dilingkari merah.
Ada juga yang bilang;
“ada rokok PKB juga ya 😄😄😄,” tulis akun iyuskapuk.
Ada juga yang membalas:
“Rokok reformasi,” tulis akun twitter muchlashamidy sambil melampirkan gambar rokok cap Amin Rais.
Akun twitter funedito menanggapi dengan cuitan;
“Desainernya amatiran, mas kiai. Maqom ATM alias amati, tiru, modifikasi. Bisa dibilang pansos sama Gudang Garam.”
Ragam tanggapan atas cuitan Gus Ulil di twitter tersebut menunjukkan bahwa Butet Kertaredjasa yang dikenal sebagai seniman juga merupakan seorang kolektor rokok.
Kolektor Rokoknya Orang Kampung
Banyak orang tahu Butet memang perokok garis keras. Perokok berat yang maqamnya sudah di atas rata-rata perokok kebanyakan. Tidak ada yg tahu berapa bungkus rokok dalam sehari yang telah dikonsumsi oleh Butet.
Menurut beberapa teman, rokok-rokok koleksinya itu dulu didapat saat Butet berkunjung ke beberapa daerah dan menemukan beragam jenis rokok yang aneh dengan desain yg dianggap lucu. Awalnya dia tidak kepikiran untuk menjadi kolektor rokok. Namun karena unik dan jarang ada di pasaran makanya dia rajin membeli dan mengoleksinya di rumah.
Kebanyakan rokok yang dibeli adalah rokok bikinan pabrikan kecil yang biasa dikonsumsi oleh orang kampung. Karena rokok pabrikan kecil itu namanya unik-unik harganya juga murah. Desain dan cetakannya juga khas. Kadang hanya disablon saja. Namun karena keunikannya itu yang membuat Butet lantas mengoleksinya. Koleksi rokoknya jika dijumlahkan bisa mencapai 4000 merek rokok. Semua koleksi rokoknya itu ditata dan disiplay dengan rapi dalam rak-rak kayu yang menempel di dinding rumahnya.
Berhenti Mengoleksi Karena Usia
Namun beberapa tahun belakangan kegiatannya mengoleksi rokok sudah berhenti. Usianya yang mulai beranjak menua membuatnya sudah kekurangan gairah untuk berburu rokok-rokok unik yang ada di daerah lain. Namun rokok-rokok unik lawasan koleksinya itu tidak dibuang melainkan tetap disimpan dan dibuatkan rak kayu agar bisa didisplay dan dilihat orang yg datang bertamu ke rumahnya.
Butet Kertaredjasa merupakan seniman serba bisa. Selain bermain teater dia juga seorang pelukis, dan juga penulis. Piawai membaca puisi dan monolog. Juga sangat peduli pada sesama teman seniman lainnya. Predikatnya tentu bertambah dengan adanya ribuan koleksi bungkus rokok yang ada di dinding rumahnya.
Sehari-hari rokok kesukaan BUtet ialah Djarum Super. Setiap Roki bertemu Butet tidak pernah sekalipun melihat Butet Kertaredjasa merokok selain Super. “Nek ora Super, ora,” katanya.
Ncen asssuwok.
Adakah sobat sebat yang juga suka mengoleksi rokok?