Sepanjang berdirinya republik ini, dari masa ke masa, selalu ada guyonan yang membawa merk rokok. Entah siapa yang memulainya, namun dari masa ke masa, kepanjangan dari merek rokok selalu berhasil eksis pada jamannya. Dulu ada rokok putih bermerk KANSAS, yang punya kepanjangan Kami Anak Nakal Suatu Saat Akan Sadar. Rokok ini sekarang sudah tidak ada lagi.
Kendati demikian, seiring dengan banyak produk rokok yang beredar, guyonan tentang kepanjangan rokok ini pun rasanya tak pernah surut.
Wismilak contohnya, ia kepanjangan dari Wanita Manis Maminya Galak. Guyonan ini mengangkat soal lelaki yang tak berani bertemu Ibu dari wanita yang disukainya. Hmmm…
Ada pula merk rokok Bohem; Belaian Om-Om Emang lebih Ehem. Kalau ini jelas cerita soal lelaki bujang yang kalah bersaing mendapatkan hati wanita dengan lelaki yang berumur dan pantas disebut Om-Om.
Ada pula Djarum yang diplesetkan menjadi Duda dan Janda berbau Harum. Atau versi lainnya yang lebih lengkap, Djarum Super: Jarang di Rumah Suka Pergi (yang kalau versi kasarnya, Suka Pergi diganti menjadi Suka Perek)
Sampoerna diartikan sebagai Salam dari Poejangga buat Ngana. Ini jelas kisah cinta yang berkisah romantis, berkirim surat, puisi dan segala macam berbau sastra.
Ada lagi merk rokok LA, salah satu produk yang digemari generasi milenial. LA dipanjangkan menjadi Lumayan Anjay!
Kemudian ada merek rokok kretek lawasan, Dji Sam Soe yang diplesetkan menjadi; Djijik Sama Kamu, Soe! Ini hampir sama seperti kepanjangan merk rokok LA, bernada ejekan.
Malboro juga tak luput dari guyonan ini. Ia diplesetkan menjadi Marah mulu, Santai Bro! Jelas ini ditujukan ke sesama rekan yang Sukanya marah-marah dan ngomong dengan nada tinggi.
Terakhir ada merk rokok Gudang Garam, dari kepanjangan Semanis Gula Seriang Gadis Remaja.
Guyonan ini akan terus berlanjut tiap masa. Selalu segar dan menarik untuk dinanti.